Jakarta, CNN Indonesia -- Sultan Kosen resmi dinobatkan sebagai manusia tertinggi di dunia sejak tahun 2009. Tinggi badannya terus bertambah sejak usia 10 tahun, hingga kini mencapai 251 sentimeter. Dokter mendiagnosisnya gigantisme.
Kita lebih mengenal istilah gigantisme untuk seseorang yang berpostur besar melebihi ukuran manusia normal. Dalam dunia medis orang dewasa yang berpostur fisik seperti raksasa ini disebut dengan akromegali.
Dilansir dari situs
Mayoclinic, akromegali adalah gangguan hormonal yang terjadi ketika kelenjar pituitari seseorang menghasilkan hormon pertumbuhan terlalu banyak selama memasuki masa dewasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika itu terjadi, tulang seseorang akan bertambah besar, termasuk tangan, kaki, dan wajah. Kelainan ini biasanya terjadi pada orang dewasa setengah baya.
Pada anak-anak yang sedang tumbuh, hormon pertumbuhan terlalu banyak dapat menyebabkan kondisi yang disebut gigantisme. Anak-anak tersebut memiliki pertumbuhan tulang yang berlebihan dan peningkatan tinggi tubuh yang abnormal.
Jarangnya kelainan akromegali ditemui, serta perubahan fisik terjadi secara bertahap, membuat kondisi ini seringkali tidak cepat dikenali. Jika tidak segera diobati, akromegali dapat menyebabkan penyakit serius, bahkan mengancam jiwa.
Meski demikian, dengan perawatan intensif, risiko komplikasi akromegali dapat dikurangi, termasuk mengurangi gejala membesarnya bagian tubuh.
(Baca juga:
Putaran Roda Hidup Manusia Tertinggi Dunia)
Waspadai cincin yang tak muatSalah satu tanda-tanda paling umum dari akromegali adalah membesarnya tangan dan kaki. Mereka yang mengalami ini biasanya tidak dapat memakai cincin karena tidak lagi muat, dan ukuran sepatu kian lama semakin meningkat.
Akromegali juga dapat menyebabkan perubahan bertahap dalam bentuk wajah, seperti menonjolnya rahang bawah dan alis, hidung membesar, bibir tebal, dan jarak gigi yang lebih lebar.
Penyakit ini cenderung berkembang perlahan, sehingga tanda-tanda awal tidak mudah terlihat selama bertahun-tahun. Kondisi tersebut terlihat hanya dengan membandingkan foto-foto lama. Akromegali menghasilkan tanda dan gejala yang bervariasi antarindividu.
Di antaranya adalah tangan dan kaki membesar, fitur wajah membesar, kulit berminyak yang menebal dan kasar, keringat dan bau tubuh berlebihan, kelelahan dan kelemahan otot, suara serak karena pita suara membesar, dan sinus.
Gejala akromegali lain adalah mendengkur parah akibat terhalangnya saluran udara bagian atas, gangguan penglihatan, sakit kepala, lidah membesar, nyeri dan mobilitas sendi terbatas, siklus menstruasi berubah, disfungsi ereksi pada lelaki, pembesaran organ tubuh (hati, ginjal, limpa), ukuran dada melebar (dada barel).
Perkembangan akromegali mengakibatkan masalah kesehatan. Di antaranya komplikasi tekanan darah tinggi (hipertensi), penyakit kardiovaskular (terutama pembesaran jantung/kardiomiopati), osteoarthritis, dan diabetes mellitus.
Komplikasi lain: pertumbuhan prekanker (polip) pada lapisan usus, sleep apnea (napas berulang kali berhenti dan mulai saat tidur), carpal tunnel syndrome, tumor jinak pada rahim, dan kehilangan penglihatan.
Namun, lagi-lagi kita harus waspada. Jika melihat gejala tersebut, pengobatan dini akromegali dapat mencegah komplikasi ini dari berkembang atau menjadi lebih buruk. Jika tidak, akromegali dan komplikasinya bisa menyebabkan kematian dini.
(Baca juga:
Kala Manusia Tertinggi dan Terpendek Dunia Bersua)