Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak 2012, Chandra Bahadur Dangi resmi menyandang gelar manusia terpendek di dunia dengan tinggi badan 54,6 cm. Seumur hidup, Dangi tak tahu apa yang menjadi penyebab tidak bertambahnya tinggi badan. Ia tak pernah sekalipun ditangani dokter maupun menjalani pengobatan.
Namun dalam kebanyakan kasus, orang-orang bertubuh pendek disebabkan karena kondisi medis yang dikenal dengan istilah dwarfisme. Dwarfisme merupakan kondisi yang disebabkan faktor genetik atau kondisi medis. Tinggi orang dewasa yang menderita dwarfisme rata-rata 122 sentimeter, seperti dilansir dari
Mayo Clinic, Jumat (14/11).
Secara umum, penyakit ini dibagi dua kategori, yaitu proporsional dan tidak proporsional. Dwarfisme tidak proporsional adalah kondisi di mana hanya beberapa bagian tubuh yang kecil, sedangkan dwarfisme proporsional adalah kondisi di mana semua bagian badan kecil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebanyakan orang yang menderita penyakit ini punya badan yang pendek. Dalam kebanyakan kasus, kepala tampak lebih besar dibandingkan bagian badan. Namun, mereka punya kemampuan intelektual yang normal.
Selain tubuh yang lebih pendek dibandingkan yang lainnya, mereka juga punya lengan dan kaki yang pendek serta mobilitas di siku tidak sebebas orang kebanyakan. Pada beberapa kasus, mereka mengalami gangguan penglihatan dan pendengaran.
Dalam banyak kasus, penyakit ini terjadi karena kelainan genetik, namun penyebab pastinya masih belum diketahui secara jelas. Kebanyakan terjadi karena mutasi genetik, entah dari sperma ayah atau sel telur ibu. Oleh karena itu, banyak orang yang menderita ini dilahirkan dari orang tua yang bertubuh normal.
Ada beberapa masalah yang dialami orang dwarfisme: melambatnya kemampuan motorik, seperti duduk dan berjalan. Infeksi teliga terus-menerus yang mengakibatkan hilangnya kemampuan pendengaran, kesulitan pernapasan saat tidur, gigi yang berantakan, artritis, serta kelebihan berat badan.
Kelainan jantung juga terjadi dalam beberapa kasus. Sementara itu, perempuan yang menderita dwarfisme disproporsional dapat mengalami gangguan pernapasan saat melahirkan. Oleh karena itu, proses caesar sangat diperlukan.
Belum banyak orang yang bisa menerima kehadiran pengidap dwarfisme. Anak yang mengidap dwarfisme masih kerap menerima cemoohan dan stigma. Selain itu, kehadiran mereka di dunia film juga kerap membentuk stereotip tertentu.
(Baca juga:
Duka Hidup Manusia Terpendek di Dunia)