Jakarta, CNN Indonesia --
Chiropractic selama ini diklaim sebagai metode terapi yang berfokus untuk mengoreksi kelainan tulang belakang, otot dan sendi saraf. Meski begitu, hati-hatilah jika melakukan terapi ini di bagian leher.
Penelitian yang dilakukan oleh American Heart Association mengungkapkan, terapi
chiropractic di leher akan meningkatkan risiko stroke. Bahaya chiropractic di leher pun makin bertambah.
Adalah Jeremy Youngblood, seorang pria berusia 30 tahun yang membuat para dokter marah,
chiropractor berdalih dan keluarga berduka dengan kematiannya. Bagaimana tidak, Jeremy mengalami stroke dan langsung meninggal ketika sedang menjalani terapi c
hiropractic di Ada, Oklahoma.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilaporkan
Fox News, mengetahui Jeremy sudah meninggal dunia, sang ahli tulang pun memanggil bala bantuan. Alih-alih memanggil bantuan darurat 911, ahli tulang tersebut malah memanggil ayah Jeremy, yang berprofesi sebagai sopir bus, untuk mengambil anaknya.
Tubuh kaku Jeremy pun diautopsi untuk mengetahui penyebab kematian. Dokter menyatakan, Jeremy meninggal karena adanya ‘manipulasi’ tulang leher yang dilakukan
chiropractor. Manipulasi ini menyebabkan adanya robekan kecil di dinding arteri. Robekan kecil itu lantas menyebabkan adanya penggumpalan darah. Namun gumpalan darah ini akhirnya pecah dan memutus alur sirkulasi darah dari pembuluh darah ke otak. Inilah yang menyebabkan stroke.
Kematian Jeremy tentu saja memberi pukulan keras untuk keluarganya, khususnya sang ibu. Dia berkata kalau dia tidak akan bisa bertemu anaknya lagi. "(Tapi) Dia akan bersama saya sepanjang hari, dia tidak akan pergi jauh," katanya.