Jakarta, CNN Indonesia -- Permintaan Ludwig Franz Willibald untuk membatalkan pernikahannya dengan Jessica Iskandar tentu saja mengagetkan banyak pihak. Apalagi kini diketahui kalau Jessica kini sudah memiliki satu putra bernama El Barrack Alexander.
Kedua pasangan ini nyatanya sama-sama yakin pada pendiriannya masing-masing. Jessica dengan klaim punya bukti kuat tentang pernikahannya, dan Ludwig dengan bukti tidak pernah ada pernikahan. Meski kini babak sidangnya masih dalam tahap awal mediasi, namun bukan tak mungkin keputusan pengadilan akan berpihak pada Ludwig.
Jika hal ini terjadi, lantas bagaimana nasib Jessica dan putranya? "Semua tergantung pada kondisi dan kekuatan ibu serta si anak itu sendiri," kata psikolog Kasandra Putranto kepada CNN Indonesia, Rabu (26/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, kasus seperti sempat terjadi beberapa kali di Indonesia, namun dalam jumlah yang kecil. "Saya tidak bilang orang yang mengalami masalah ini pasti akan stres dan tak kuat mental, tapi semua itu tergantung kekuatannya mereka," ujarnya.
Menurut dia, jika ibu dan anak sama-sama memiliki kekuatan emosi dan mental yang stabil maka kehidupan mereka cenderung tak bermasalah. Masalah akan muncul ketika ibu dan anak sama-sama tak kuat menanggung beban yang mereka hadapi.
Ibu yang tak kuat mengatasi masalah tentunya akan lebih mudah stres bahkan depresi. Hal ini akan memancing banyak hal negatif dalam metode pengasuhan dan perawatan anaknya. Ketika diserang stres, ibu yang masih menyusui, seperti Jessica, biasanya akan memengaruhi produksi air susunya. Selain berpengaruh terhadap air susu, kondisi psikologis ibu yang menurun juga akan memengaruhi kepribadian dan perilaku sang anak saat dewasa.
"Ada pasien saya yang mengalami kasus serupa tapi ternyata mereka punya kestabilan emosi, jadi anaknya pun juga baik-baik saja," katanya. "Kalau merasa tidak sanggup mengatasi sendirian, mintalah bantuan orang lain untuk intervensi (campur tangan) agar beban lebih ringan."