Jakarta, CNN Indonesia -- Berbeda dengan negara maju yang sudah punya alat canggih, Indonesia dinilai masih sangat tradisional dalam mengelola dan mengolah sampah. Edukasi mengenai bijaksana mengelola sampah sudah banyak dilakukan, sayangnya belum didukung oleh infrastruktur yang mapan dan aturan yang tegas.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Waste4Change Bijaksana Junerosano. Menurutnya, aturan soal sampah kini sudah ada, namun belum diiringi oleh penegak hukum yang tegas.
"Spanduk yang melarang sampah dibuang sembarangan sudah ada di mana-mana, tetapi belum ada penegak hukum yang memastikan orang yang melakukannya dihukum," kata pria yang akrab disapa Sano ini saat konferensi pers yang diadakan The Body Shop, di Tesate, Plaza Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (3/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Sano, orang tidak membuang sampah sembarangan bukan karena kepedulian dan kesadaran dari dirinya, tetapi lebih karena takut didenda atau dihukum. "Coba lihat Singapura, mereka mengutamakan infrastuktur dan produk hukumnya. Edukasi nomor tiga. Dan nyatanya berhasil membuat orang jera buang sampah sembarangan," tuturnya.
Sayangnya, di Indonesia tong sampah sering kali tidak tersedia sehingga menyulitkan orang-orang yang taat buang sampah pada tempatnya. Sano menyarankan, pemerintah harus berinvestasi untuk masalah sampah, karena mengurus sampah memang butuh biaya. Harus ada aturan dan kelembagaan khusus yang mengaturnya.
Bila tidak diurus dengan baik, maka sampah akan berbalik menyerang manusia. Sebagai contoh, kejadian longsor pada tahun 2005 di Leuwigajah, Bandung. "Saat itu, sampah menumpuk di tempat itu sampai membentuk gas metana. Gas ini menyebabkan ledakan hingga membuat longsor daerah itu. Akibat sampah, ratusan orang meninggal," kata Sano.
Padahal, bila dikelola dan diolah dengan baik, sampah dapat menjadi komoditas yang bernilai. Sano mencontohkan kaca mata hitam yang ia gunakan. "Kaca mata ini terbuat dari kayu sisa pabrik pembuatan gitar. Bila diolah dengan baik, maka akan menghasilkan barang yang keren," katanya.
Saat ini, Sano mengaku tengah mengerjakan proyek Indonesia Bebas Sampah yang rencananya akan diperingati setiap 1 Januari. "Setahu saya, ini juga inisiatif dari Iriana Widodo. Sekarang lewat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kami telah merumuskan beberapa program," kata Sano.
Proyek ini memfokuskan pada edukasi masyarakat agar dapat lebih peduli lagi terhadap sampah di sekitarnya. "Tidak mudah pasti karena 1 Januari adalah Tahun Baru, di mana akan ada banyak sekali sampah pada hari itu. Bila tidak ada niat dari masyarakat, maka seorang Ibu Negara pun akan sulit mengubah kesadaran mereka akan pentingnya mengurangi sampah pribadi," tutur Sano.
Ia mengatakan salah satu programnya adalah dengan tidak dipakainya kantong plastik di mal-mal dan pusat perbelanjaan. "Kami harapkan, hal itu bisa dilakukan di setiap kota di Indonesia, serentak pada 1 Januari," katanya kemudian mengakhiri pembicaraan. Targetnya, pada 2020, Indonesia dapat benar-benar bebas dari sampah.
(Baca juga:
Cara Tepat Mengelola Sampah Rumah Tangga)
(mer/mer)