Jakarta, CNN Indonesia -- Tiga orang perempuan Swedia berhasil melahirkan bayi sehat setelah transplantasi rahim adalah keajaiban medis. Dua di antaranya melakukan tranplantasi dengan rahim ibu mereka sendiri.
Dikutip dari laman Independent, operasi dilakukan oleh dokter spesialis kesuburan terkemuka di Inggris Lord Winston. Keberhasilan itu menjadi tonggak kisah luar biasa tentang pengobatan kesuburan sejak kelahiran pertama bayi tabung di dunia pada 1978.
Pengobatan In vitro fertilisation (IVF) selanjutnya rutin dilakukan, menjadi harapan bagi orang-orang yang sulit mendapat keturunan di penjuru dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penggantian rahim adalah satu dari perbatasan terakhir operasi transplantasi. Upaya itu dilakuan lebih dari satu dekade. Sekitar 15 ribu perempuan di Inggris yang terlahir tanpa rahim, atau yang rahimnya telah diangkat menaruh harapan besar pada transplantasi rahim.
Walau bagaimana, transplantasi rahim berisiko tinggi, juga mahal. Jika pun sudah disempurnakan, penggunaan transplantasi rahim secara luas akan dibatasi.
Bayi pertama, seorang anak laki-laki, lahir prematur pada September lalu. Ibunya yang berusia 36 tahun tersebut tidak punya rahim saat dia lahir. Lalu seorang temannya yang berusia 61 tahun menyumbang rahim padanya.
Dua bayi lain, keduanya laki-laki juga, dilahirkan pada November dari ibu berumur 29 dan 34 tahun yang menerima transplantasi rahim dari ibu mereka sendiri. Perempuan-perempuan ini melahirkan memakai rahim yang sama untuk melahirkan mereka.
Fiksi ilmiah itu kini menjadi kenyataan. Namun, kemajuan itu telah melampaui pemahaman manusia, tak hanya tentang medis tapi juga melibatkan etika dan isu sosial. Perempuan-perempuan tersebut merupakan bagian dari sembilan perempuan yang diberikan rahim transplantasi dalam percobaan medis di Gothenburg University awal tahun ini.
Mereka harus melakukan obat anti-penolakan, dan menghapus rahim baru mereka, kecuali jika mereka ingin memiliki anak lebih banyak. Disarankan, hal itu harus dilakukan enam bulan ke depan.
Mereka semua mempunyai ovarium yang berfungsi dan menjalani IVF menggunakan telur mereka sendiri. Dari percobaan tersebut terjadi empat kehamilan, dan sejauh ini tiga di antara para ibu telah melahirkan bayi mereka melalui operasi caesar.
Rahim transplantasi dianggap tidak mampu untuk menahan tekanan besar ketika proses persalinan.
Transplantasi rahim manusia pertama di dunia dilakukan di Arab Saudi pada April 2000. Dilakukan pada perempuan 26 tahun yang kehilangan rahimnya. Dia pernah mengalami perdarahan yang mengancam nyawa saat usianya 20 tahun.
Rahimnya disumbangkan dari seorang pasien berusia 46 tahun, yang melakukan operasi pembedahan kista ovarium. Rahim donasi itu hanya bertahan 99 hari, dan harus disingkirkan.
(win/mer)