PSIKOLOGI ANAK

Anak-anak yang Dieksploitasi Alami Fame Deprivation

Vega Probo | CNN Indonesia
Kamis, 04 Des 2014 11:00 WIB
Fenomena model cilik Kristina Pimenova menjadi perhatian seorang psikolog, "Anak-anak yang dieksploitasi orang tuanya bisa mengalami fame deprivation."
Ilustrasi: Ketenaran model cilik Kristina Pimenova dikhawatirkan berdampak negatif karena orang tuanya dianggap mengeksploitasi anak sendiri. (CNNIndonesia Free Watermark/Dokumentasi: Kristina Pimenova, Facebook)
Jakarta, CNN Indonesia -- Fenomena model cilik Kristina Pimenova menjadi perhatian psikolog Ianis Sahovia. Di laman helpmeoutdoc, ia menuliskan dampak fame deprivation di kalangan anak-anak yang menuai popularitas di usia teramat belia. Mereka bisa mengalami trauma akibat overexposure di media sosial.

(Baca Juga: Kristina Pimenova dan Kontroversi Model Cilik)

“Belakangan ini, lazim orang tua, terutama ibu, yang mengekspos anak-anaknya di media sosial. Mereka melakukannya tanpa menyadari segala risiko yang harus ditanggungnya,” kata Sahovia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sang ahli jiwa menilai, tindakan orang tua yang mengeksploitasi anak-anaknya tergolong egois. Orang tua tidak menyadari dampak tindakannya ini bagi anak-anak, baik secara fisik maupun psikis.

“Saya tegaskan, bahwa secara mental, anak-anak belum siap menjadi terkenal. Mereka bahkan belum memahami konsep popularitas,” kata Sahovia.

“Saya tegaskan, bahwa secara mental, anak-anak belum siap menjadi terkenal. Mereka bahkan belum memahami konsep popularitas.” Ianis Sahovia, psikolog
Tidak sewajarnya anak-anak bertumbuh dengan cara seperti itu—dieksploitasi orang tua atau dewasa demi popularitas. Sangat menyedihkan, anak-anak baru memahami popularitas melalui cara yang tidak mudah.

“Ini paradoks, kami menyebutnya fame deprivation, perampasan popularitas, karena anak-anak tercerabut haknya untuk membangun reputasinya. Jauh lebih bernilai bila mereka berpikir dan merepresentasikan diri mereka sendiri,” Sahovia menambahkan.

Selama ini, Sahovia sudah sering menghadapi banyak kasus anak-anak yang menderita luka emosional. Mereka tidak memainkan permainan pilihannya sendiri. Mereka menaati aturan yang tak pernah mereka sepakati. Karena semua sudah diatur oleh orang tuanya. Hal ini sangat menyedihkan dan seharusnya bisa dicegah. (vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER