Jakarta, CNN Indonesia -- Disfungsi ereksi adalah suatu kondisi di mana pria sudah punya hasrat untuk melampiaskan keinginan seksual tetapi tidak bisa ereksi. Ternyata, masalah ini bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu fisik dan psikologis.
Masalah psikologis yang berujung disfungsi ereksi bisa terjadi pada pria yang sedang tidak harmonis dengan pasangannya. Karena tidak dalam kondisi menyenangkan dengan pasangan, maka terjadilah disfungsi ereksi.
Celakanya, banyak pria yang justru mencari pelampiasan ketimbang harus menyelesaikan masalah. "Banyak dari mereka yang malah mencari perempuan lain karena dengan perempuan lain mereka bisa ereksi," kata Zoya saat diwawancarai CNN Indonesia melalui telepon, Jumat (5/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zoya menyebut masalah ini sebagai impotensi imparsial, di mana pria hanya tidak bisa ereksi dengan seseorang. Misalnya, pria yang tidak bisa ereksi ketika berhubungan dengan istrinya, tetapi bisa ereksi dengan perempuan lain.
"Ini adalah gangguan psikologis yang harus diselesaikan dengan konseling, bukan dengan obat kuat," katanya.
Bila hal itu terjadi, Zoya menyarankan agar pria tersebut segera menyelesaikan masalah rumah tangga dengan sang istri. Sayangnya, banyak yang malah beralih ke obat kuat.
Padahal, tak jarang obat kuat hanya memberikan efek plasebo atau sugesti semata. Saat pertama meminumnya mungkin akan terasa berkhasiat. Namun, ketika sudah berkali-kali, maka tidak akan mempan lagi.
"Karena masalahnya ada di kejiwaan, bukan fisik," kata Zoya.
Pentingnya komunikasiZoya mengakui adanya mitos yang berkembang bahwa pria yang bisa memuaskan istri adalah pria yang dapat ereksi dalam waktu lama. Maka tak heran, bila banyak yang lari ke penggunaan obat kuat.
Padahal, Zoya berpendapat, komunikasilah unsur terpenting untuk kepuasan seks antara dua pasangan. "Harus dicari dulu dari keduanya, senangnya yang seperti apa? Komunikasi mungkin terkesan sepele tetapi justru itu yang terpenting," kata Zoya.
Zoya mengatakan tidak semua perempuan suka performa laki-laki yang mengonsumsi obat kuat. "Tidak bisa disamaratakan. Harus dicari tahu dulu sukanya diberi perlakuan seperti apa," tutur Zoya.
Menurutnya, dalam sebuah hubungan seksual, yang harus dipuaskan adalah dua pihak. "Hubungan seksual dilakukan untuk membuat keduanya merasa senang dan puas. Bukan cuma satu pihak," katanya.
(yoh/mer)