Jakarta, CNN Indonesia -- ‘Jangan pakai MSG nanti bikin bodoh’. Anggapan itu sudah banyak beredar di masyarakat. Zat aditif di dalam Monosodium Glutamat (MSG) dipercaya dapat merusak otak dan menurunkan kecerdasan. Apakah benar begitu?
Menurut hasil evaluasi yang telah dipublikasikan dalam
Journal of Nutrition, penelitian yang membuktikan kerusakan otak akibat MSG memiliki beberapa kelemahan, yakni menggunakan subjek tikus atau primata (selain manusia), dalam dosis tinggi yang tidak mungkin terjadi pada manusia. Dan MSG yang diberikan dengan cara disuntikkan, bukan dikonsumsi dari makanan.
“Sampai saat ini bukti-bukti ilmiah tidak terbukti anak jadi bodoh karena terlalu banyak MSG. Ada beberapa orang yang hipersensitif terhadap MSG, itu betul,” kata Leona Victoria Djajadi, ahli gizi dari University of Sydney, seperti dikutip dari konsultasi kesehatan detikHealth, Selasa (9/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan Leona, jika diberikan pada orang yang hipersensitif reaksinya bisa bermacam-macam, dari fisikal seperti gatal, pusing, mual, keringat dingin, sampai behavioiural (perilaku) seperti ADHD dan hiperaktif.
Yang jelas, sejauh ini belum ada penelitian yang membuktikan efek berbahaya MSG terhadap otak. Dan berbagai badan kesehatan di seluruh dunia sepakat, MSG aman dikonsumsi selama tidak berlebihan.
“Vetsin bikin bego? Enggak. Bahayanya mengandung natrium jadi risiko kesehatannya itu sama kaya garam. Hipertensi (jika berlebihan),” ujar Astri Kurniati, Nutrifood Research Center Manager, saat ditemui beberapa waktu lalu.
(mer/utw)