Jakarta, CNN Indonesia -- Tidak sedikit orang mengaku mengalami bisul-bisul karena terlalu sering makan telur. Lantas, telur pun dianggap sebagai salah satu gejala alergi telur. Benarkah begitu?
Seperti dijelaskan dalam
Journal of Agricultural and Food Chemistry, gejala alergi putih telur yang umum adalah sakit kepala, mual, dan ruam-ruam kemerahan di kulit, bukan bisul-bisul, dikutip dari buku
Buka Fakta! 101 Mitos Kesehatan karangan Nutrifood Research Center, Selasa (9/12).
Selain itu, tidak ada penelitian yang menghubungkan bisul-bisul dengan konsumsi telur, sehingga telur menyebabkan bisul hanyalah mitos belaka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bisul sebenarnya adalah peradangan pada kulit yang terlokasi, biasanya terjadi di folikel rambut. Nanah yang muncul adalah hasil ‘pertempuran’ sel darah putih dengan bakteri penyebab bisul.
Dilansir
Mayo Clinic, kebanyakan bisul disebabkan Staphylococcus aureus, jenis bakteri yang umum ditemukan di kulit dan bagian dalam hidung. Bisul kadang berkembang di bagian kulit yang terluka atau digigit serangga, yang menjadi jalan masuk bakteri.
Tidak ada hubungan langsung antara bisul dan konsumsi telur. Setiap orang, termasuk orang sehat, dapat mengalami bisul, tergantung dari risiko yang dimiliki. Beberapa orang memang lebih berisiko mengembangkan bisul, antara lain:
1. Kontak langsung dengan kulit yang mengalami infeksi Staphylococcus aureus
2. Pasien diabetes, karena penyakit ini menyulitkan tubuh melawan infeksi termasuk infeksi kulit.
3. Orang dengan masalah kulit lain, seperti jerawat dan eksim.
4. Orang dengan masalah kekebalan tubuh.
(mer)