Jakarta, CNN Indonesia -- Banyak orang tua belajar melalui pengalaman. Ada juga orang-orang yang belajar menjadi orang tua dengan bimbingan teman terpercaya, anggota keluarga, dan para ahli. Namun, tak sedikit orang yang belajar menjadi orang tua dengan hanya memakai naluri.
Ketika memahami kesehatan anak, banyak hal bisa dipetik dari penelitian ilmiah. Jangan sepelekan pengetahuan, karena ilmu pengetahuan adalah sebuah proses yang perlu diperbaharui berkali-kali sampai dia menjadi solid seperti batu.
Dengan mencamkan hal tersebut, berikut adalah 7 temuan kesehatan dari literatur medis pada 2014, dikutip dari laman
Huffington Post. Orang tua harus berdaya dengan mendiskusikan informasi tersebut dengan ahlinya seperti dokter anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Tidur bersama berisiko bagi bayiPenelitian yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics pada Juli lalu, menyelidiki kaitan antara tidur dan kematian pada bayi. Mereka menemukan bahwa 'tidur bersama', yakni ketika bayi tidur pada permukaan yang sama dengan orang dewasa atau hewan peliharaan, berisiko pada bayi usia empat bulan atau lebih muda.
Sementara bayi yang usianya lebih tua, antara 4 bulan dan 1 tahun, objek seperti selimut atau bantal menjadi penyebab utama kematian. Bagaimanapun penelitian-penelitian tersebut hanya melihat korelasi, tidak membangun hubungan sebab dan akibat.
2. Banyak bayi tidur dalam kondisi yang tidak amanMeskipun ada kekhawatiran benda-benda di sekitar bayi yang dapat membahayakan, lebih dari setengah orang tua di Amerika Serikat menempatkan bayi mereka tidur dengan selimut atau bahan longgar lainnya, berdasarkan laporan Pemerintah Amerika Serikat, yang dikeluarkan pada Desember ini.
Namun, dilaporkan oleh lembaga Reuters Andrew Seaman, persentase orang tua yang menempatkan bayi mereka tidur dengan selimut longgar menurun sejak 1990-an.
Mereka yang mengikuti pedoman dari American Academy of Pediatrics akan heran melihat majalah dan katalog. Seringkali digambarkan bayi dalam boks dengan barang-barang tidak perlu seperti selimut dan bantal mewah, yang berpotensi tidak aman.
3. Banyak orang tua baru membuat kesalahan pada kursi mobilSebuah penelitian kecil yang mengejutkan diterbitkan Oktober lalu. Berfokus pada rumah sakit di Oregon, lebih dari 90 persen ibu, bapak, atau pengasuh melakukan setidaknya satu kesalahan penting saat memasang kursi untuk bayi baru lahir di mobil, atau bagaimana mereka memposisikan bayi di kursi saat meninggalkan rumah sakit setelah lahir.
Sekitar 50 persen keluarga yang berpartisipasi dalam penelitian membuat lima atau lebih kesalahan. Penemuan itu menyoroti agar orang tua menjaga anak-anak mereka agar lebih aman di dalam mobil.
4. Kesalahan obatSetiap delapan menit, anak di bawah usia 6 tahun mengalami kesalahan pengobatan, menurut studi pada Oktober. Untungnya sebagian besar kesalahan tidak mengancam jiwa, meskipun sangat luas terjadi dan memengaruhi lebih dari 200 ribu anak-anak di Amerika Serikat setiap tahun.
Kesalahan tertinggi terjadi pada anak usia 1 dan lebih muda. Orang tua baru lebih rentan melakukan kesalahan pemberian obat pada anak mereka.
5. Reaksi serius terhadap vaksin adalah langkaPenelitian yang diterbitkan para peneliti dengan RAND Corporation pada Juli melihat keamanan vaksin. Mereka menemukan efek samping serius pada 11 vaksin umum yang diberikan pada anak-anak di bawah usia 6 tahun jarang terjadi. Ditemukan pula bahwa tidak ada hubungan antara vaksin dengan peningkatan risiko Austism Spectrum Disorder atau Ganggugan Spektrum Autisme.
6. Membaca dengan suara keras itu pentingJuni lalu, American Academy of Pediatrics mempromosikan untuk pertama kalinya literasi anak-anak. Mereka mendesak para dokter untuk berbicara kepada orang tua tentang pentingnya membaca dengan suara keras kepada anak-anak. Membaca dengan keras membantu memelihara anak-anak secara emosional dan mampu memperkuat ikatan kekeluargaan.
7. Tingkat autisme, 1 dari 68Menurut angka yang dikeluarkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Maret 2014, 1 dari 68 anak di Amerika Serikat kini didiagnosis dengan gangguan spektrum autisme atau ASD. Angka tersebut sekitar 30 persen lebih tinggi dari perkiraan nasional sebelumnya, yakni 1 dari 88 anak yang dilaporkan pada 2012.
(win/mer)