Jakarta, CNN Indonesia -- Masalah infertilitas atau ketidaksuburan dapat terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan. Oleh karena itu, pemeriksaan kesuburan harus dilakukan pada keduanya.
"Sebanyak 50 persen penyebab suatu pasangan infertil adalah pria," kata dokter spesialis urologi Ponco Birowo saat diskusi di RSU Bunda, Menteng, Jakarta, Kamis (11/12). Ia juga mengatakan jumlah laki-laki yang infertil di Indonesia mengalami peningkatan.
Ponco mengatakan pasangan suami istri dikatakan mengalami infertilitas bila melakukan hubungan seksual secara teratur selama lebih dari satu tahun tanpa kontrasepsi, namun belum memiliki keturunan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang dapat dikatakan teratur adalah apabila dalam seminggu melakukan hubungan seksual dua sampai tiga kali," katanya.
Menurut data, sebanyak 25 persen pasangan suami istri tidak dapat menghasilkan keturunan setelah satu tahun berhubungan seksual secara rutin tanpa alat kontrasepsi.
Ponco menjelaskan, penyebab infertilitas pria sebagian besar (sekitar 30 persen) tidak diketahui. Sementara, penyebab yang sudah diketahui yaitu varikokel (14,8 persen), hormon yang rendah (10,1 persen), kelainan bawaan berupa testis tidak turun (8,4 persen), tumor (7,8 persen), penyakit lain (2,2 persen), serta sumbatan saluran sperma (2,2 persen).
Dilansir
Mayo Clinic, varikokel (varises pada testis) adalah kondisi di mana pembuluh darah di sekitar testis, terutama di sebelah kiri, mengalami kelainan dan akhirnya menghasilkan panas. Varikokel mirip dengan varises vena yang dapat terjadi pada kaki.
Varikokel adalah penyebab umum dari produksi sperma yang rendah dan penurunan kualitas sperma, yang dapat menyebabkan infertilitas alias kemandulan. Namun, tidak semua varikokel memengaruhi produksi sperma. Varikokel juga dapat menyebabkan testis menyusut.
Varikokel sering tidak menunjukkan tanda-tanda atau gejala. Tapi dalam kasus yang jarang, kondisi ini bisa menyebabkan rasa sakit. Rasa sakit dapat bervariasi, testis bisa terasa berat atau menimbulkan rasa sakit yang tajam. Keluhan itu biasanya akan meningkat saat duduk, berdiri atau melakukan aktivitas fisik, terutama untuk waktu yang lama. Rasa sakit akan berkurang ketika berbaring telentang.
Selain itu, beberapa gaya hidup tak sehat juga dapat memperburuk kualitas sperma, yaitu merokok, memakai celana ketat, kurang olahraga, pekerjaan yang berhubungan dengan panas (misalnya koki), serta seringnya memangku laptop.
"Bila sering memangku laptop, suhu testis akan meningkat. Padahal, pembentukan spermatozoa membutuhkan suhu 2 derajat lebih rendah daripada suhu tubuh," kata Ponco menjelaskan.
(mer/mer)