PENELITIAN KESEHATAN

Polusi Udara Meningkatkan Autisme

Windratie | CNN Indonesia
Sabtu, 20 Des 2014 15:52 WIB
Para ahli mengatakan, perempuan hamil harus meminimalkan eksposur terhadap polusi, meskipun hubungannya masih belum bisa dibuktikan.
Polusi di Beijing. (Jason Lee/ Reuters Photo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Para ilmuwan menemukan terdapat hubungan antara autisme dan paparan polusi udara selama kehamilan. Harvard School of Public Health mengatakan, tingginya tingkat polusi dikaitkan dengan angka autisme yang bertambah dua kali lipat pada penelitian yang dilakukan terhadap 1.767 anak.

Mereka mengatakan, partikel kecil yang lewat dari paru-paru ke aliran darah mungkin menjadi penyebabnya. Para ahli mengatakan, perempuan hamil harus meminimalkan eksposur terhadap polusi, meskipun hubungannya masih belum bisa dibuktikan.

Polusi udara jelas merusak. Badan Organisasi Kesehatan Dunia WHO memperkirakan 3,7 kematian akibat setiap tahun akibat polusi. Penelitian yang diterbitkan dalam Environmental Health Perspectives tersebut menyelidiki adanya hubungan dengan autisme.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polutan yang tinggi

Berdasarkan laman resmi Environmental Health Perspective, penelitian menganalisa 245 anak dengan autisme, dan 1.522 anak tanpa autisme. Melihat estimasi paparan polusi selama kehamilan, berdasarkan alamat rumah ibu, disimpulkan tingginya tingkat polusi umumnya terjadi pada anak-anak dengan autisme.

Hubungan terkuat adalah hadirnya partikel, bintik debu mineral tak terlihat, karbon, dan bahan kimia lain yang masuk ke aliran darah dan menyebabkan kerusakan di seluruh tubuh.

Namun, penelitian itu tidak dapat dengan yakin mengatakan bahwa polusi menyebabkan autisme. Bisa jadi ada faktor lain yang tidak diperhitungkan dalam penelitian.

Pola yang konsisten

Ada komponen besar yang diwariskan terhadap autisme. Namun peneliti utama Marc Weisskopf mengatakan, ada bukti bahwa polusi udara mungkin memainkan peran. Dia berkata, bukti dasar peran paparan polusi kepada ibu meningkatkan risiko gangguan spektrum autisme menjadi kuat.

Frank Kelly, profesor yang juga direktur kelompok riset lingkungan di King College London mengatakan, “Penelitian kelima ini telah sampai pada kesimpulan yang sama.”

Menurutnya, secara biologis hal tersebut masuk akal. Plasenta memastikan pasokan optimal nutrisi untuk janin. Namun, jika bahan kimia memasuki tubuh ibu maka janin akan memiliki akses terhadap polusi juga.

“Perempuan-perempuan harus diberi kesadaran atas potensi hubungan tersebut, sehingga mereka tidak mendapat eksposur polusi yang berlebihan.” (win/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER