Jakarta, CNN Indonesia -- Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan tentang tumbuh kembang anak menyatakan proporsi anak yang mengalami gangguan perkembangan kognitif, bahasa, dan motorik ternyata lebih banyak terjadi pada anak dengan berat lahir kurang dari 3 kilogram dan panjang lahir kurang dari 50 cm.
Gangguan perkembangan kognisi bayi pun sudah dimulai sejak umur kurang dari 6 bulan dan gangguan itu akan semakin bertambah seiring dengan bertambahnya umur sang anak.
Selain menyebabkan gangguan perkembangan kognitif, berat bayi yang rendah saat dilahirkan juga berisiko pada kejadian hipertensi pada saat ia dewasa. Dan hipertensi merupakan faktor risiko penyakit jantung dan stroke.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi lingkungan seperti pajanan polutan di udara, air, dan konsumsi makanan yang tidak aman oleh ibu selama hamil maupun pada awal kehidupan bayi juga disinyalir dapat mengganggu kesehatan, pertumbuhan, dan perkembangan anak. Bahkan bisa berlanjut dan membawa dampak pada kualitas kehidupan mereka ketika dewasa.
Hal-hal lain yang dapat memengaruhi tumbuh kembang anak antara lain, kesehatan, gizi, sosial-emosional, dan spiritual. Oleh sebab itu kekurangan gizi, status kesehatan yang rendah, dan tidak optimalnya pengasuhan anak juga akan mengakibatkan dampak negatif terhadap perkembangan kognitif, sosial-emosional, dan moral anak.
(mer/mer)