BERITA KESEHATAN

Kisah Perempuan Berusia 20 Tahun yang Terserang Stroke

Windratie | CNN Indonesia
Kamis, 08 Jan 2015 15:15 WIB
Peristiwa yang dialami Angharad adalah serangan iskemik transien. Juga dikenal sebagai stroke mini. Itu merupakan gejala terjadinya serangan stroke berat.
Ilustrasi perempuan stres. (Getty Images/ /Justin Sullivan)
Jakarta, CNN Indonesia -- Desember, dua tahun lalu, Angharad Lloyd-Thomas merasa sangat lemah sampai-sampai tidak bisa bangun dari tempat tidur. “Saya akhirnya berhasil meluncur keluar, tapi terjatuh karena seluruh sisi tubuh kiri saya terasa lemas,” kata Angharad yang kini berusia 22 tahun.

“Saya merangkak ke kamar mandi, tapi tidak bisa keluar dari situ. Bagaimana merobek kertas toilet? Saya terpaku menatapnya.”

Saat itu jarum jam menunjukkan pukul 7.30.  Angharad meyakinkan dirinya jika dia hanya lelah. Dia seret kembali dirinya ke tempat tidur, dan jatuh tidur kembali. Dia terbangun kembali 20 menit kemudian. Merasa baik-baik saja, dan pergi mandi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Tapi ketika saya masuk, saya tidak tahu apa fungsi keran itu,” kata Angharad. Terbangun oleh tangisan Angharad, teman satu asramanya Beth lari keluar. Dia menemukan Angharad tergeletak di lantai. Benar-benar histeris.

Beth menelepon ibu Angharad, seorang perawat yang jarak tempat praktiknya hanya lima menit dari situ. Begitu tiba, ibu Angharad langsung membawa putrinya ke A&E. Di dalam mobil dan kamar tunggu, Angharad berjuang mengeluarkan kata-kata tapi dia begitu lemah.

Peristiwa yang dialami Angharad adalah serangan iskemik transien. Juga dikenal sebagai stroke mini. Itu merupakan gejala terjadinya serangan stroke berat. Angharad mengalami stroke besar kurang dari satu jam dia tiba di rumah sakit, saat duduk di ruang tunggu.

“Sisi kiri wajah saya tiba-tiba terkulai, sisi kiri tubuh saya lumpuh. Saya tidak bisa ucapkan sepatah katapun,” kata Angharad mengenang seperti dikutip dari laman National Headlines UK.  

Scan otak mengonfirmasi serangan stoke. Area di otaknya menunjukkan telah mati. Angharad terkejut mengetahui diagnosis tersebut. “Saya pikir stroke hanya terjadi pada orang tua.”

Angharad salah. Bahkan kini stroke lebih umum terjadi di kalangan anak muda. Perempuan terutama memiliki faktor risiko tambahan terserang stroke. Stroke terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu. Ada berbagai penyebab untuk hal itu.  
 
Paling umum terjadi adalah stroke iskemik, bertanggungjawab terhadap 85 persen kasus stroke. Terjadi akibat pembekuan darah, atau lemak yang memblokir pembuluh darah di otak. Contoh lain adalah stroke hemoragik yang disebabkan oleh pendarahan di otak.

Sekitar 152 ribu kasus stroke terjadi di Inggris setiap tahun. Sekitar 30 ribu perempuan per tahun di Inggris dan Wales meninggal akibat stroke. Tiga kali jumlah perempuan yang meninggal akibat kanker payudara.

Bagi laki-laki dan perempuan, stroke paling umum terjadi di atas usia 55 tahun. Namun jumlah penderita stroke di bawah 55 tahun terus meningkat.  Di Inggris kasus meningkat dari 9.321 pada 1998 menjadi 16.415 pada 2010.

“Diperkirakan kenaikan tersebut karena peningkatan mengonsumsi makanan asin, makanan berlemak, dan obesitas,” kata Caroline Watkins, profesor di pusat perawatan stroke dan orang tua di University of Central Lancashier.

Asupan garam yang tinggi adalah risiko tunggal terbesar untuk stroke. Garam dapat meningkatkan tekanan darah yang menyebabkan dinding arteri mengeras dan sempit sehingga memungkinkan terjadinya gumpalan darah.

Watkins berkata, gula juga dapat meningkatkan risiko stroke. Gula dapat merusak arteri dan menyebabkan diabetes yang mengarah pada meningkatnya kadar gula darah. Hal itu memicu deposit lemak atau pembekuan di bagian dalam dinding pembuluh darah.  

Namun perempuan memiliki faktor risiko lain juga. Dokter menduga serangan stroke yang dialami Angharad akibat dari pil gabungan yang berisi estrogen dan progestogen. Hal itu bersamaan dengan kehamilan dan terapi penggantian hormon yang meningkatkan risiko penggumpalan dan tekanan darah tinggi.

“Estrogen dapat meningkatkan kemungkinan pembekuan darah, hal ini dapat meningkatkan risiko stroke iskemik,” kata Kate Holmes, wakil direktur pada Stroke Association.

(win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER