Jakarta, CNN Indonesia -- Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) merekomendasikan untuk meminum tiga gelas susu per hari bagi orang dewasa. Jumlah yang dianggap terlalu banyak tersebut secara luas dikritik.
Penelitian dalam British Medical Journal juga menyodorkan tambahan bukti dari efek mengonsumsi susu skala besar. Entah Anda peminum susu dalam jumlah banyak atau tidak, barangkali Anda tertarik untuk tahu bahwa banyak orang yang memiliki inteloransi laktosa pada derajat tertentu.
Penyebab intoleransi laktosa
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manusia adalah satu-satunya spesies yang meminum susu dari spesies lain. Saat disapih, mamalia lain berhenti memproduksi enzim laktase, yang memecah laktosa gula susu menjadi gula sederhana.
Meski demikian, manusia dapat terus memproduksi laktase dan juga meminum susu ketika mereka mencapai usia dewasa.
Namun ternyata, sekitar 75 persen manusia belum mengembangkan fungsi fisiologis tersebut sehingga menjadi tidak toleran terhadap laktosa. Kondisi itu umum terjadi di antara orang-orang non-Kaukasia (bukan kulit putih). Beberapa kelompok orang beradaptasi lebih baik terhadap susu karena gaya hidup dan pola makan mereka.
Mengalami intoleran laktosa adalah sebuah keadaan alami. Berbicara evolusi, kemampuan menoleransi susu di kemudian hari adalah adaptasi tubuh manusia.
Dikutip dari laman Healthy and Natural World, fungsi satu-satunya laktase adalah untuk mengubah laktosa dari susu ke dalam komponen yang lebih sederhana (galaktosan dan glukosa).
Beberapa kelompok orang, terutama yang dapat mengonsumsi banyak susu telah mengembangkan 'persistensi laktase'. Dengan itu, mereka dapat menikmati makanan yang kaya susu dan produk susu sepanjang hidup mereka.
Statistik menunjukkan, sekitar 40 juta orang Amerika tidak toleran laktosa, dan 75 persen dari seluruh orang dewasa mengalami penurunan aktivitas laktosa. Pada beberapa negara Asia, 90 persen dari populasinya tidak dapat mencerna susu.
Biasanya perlu waktu sekitar 30 menit untuk mengembangkan efek samping intoleransi laktosa. Begitu banyak orang menghubungkan ketidaknyamanan mereka dengan segelas susu yang baru saja mereka minum.
Gejala intoleransi laktosa antara lain nyeri perut, kembung, diare, dan perut kembung (bergas). Gejala-gejala tersebut adalah hasil dari proses pencernaan tidak sempurna yang terjadi ketika gula susu tidak dapat dicerna oleh enzim laktase. Sebaliknya, gula susu sebagian dipecah oleh bakteri dalam usus dalam proses fermentasi yang membuat perut tidak nyaman.
(win/mer)