ASAL USUL

Hari Berpelukan Sedunia: Mengapa Berpelukan Itu Menyehatkan?

Utami Widowati | CNN Indonesia
Rabu, 21 Jan 2015 14:10 WIB
Tapi jangan asal peluk. Disarankan  agar bertanya dulu pada calon lawan berpelukan kita untuk yakin akan respon yang bakal didapat.
Aksi Free Hugs di Bandung beberapa waktu lalu . (ANTARA FOTO/Agus Bebeng)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hari ini, 21 Januari diperingati sebagai Hari Berpelukan Internasional. Pada awalnya hari berpelukan diperingati hanya di Caro, Michigan Amerika Serikat pada tahun 1986. Kini perayaan ini menyebar hingga ke Inggris, Australia, Jerman, Polandia dan banyak negara lain.

Ide mengadakan hari berpelukan  pertama kali dicetuskan oleh Kevin Zaborney. Dia menganggap tanggan 21 Januari adalah pertengahan antara perayaan Natal dan hari Valentine, ketika semangat orang untuk berkasih sayang sedang rendah-rendahnya.

“Masyarakat Amerika saat ini tergolong malu-malu dalam mengungkapkan perasaan di publik,” katanya saat mencanangkan hari berpelukan ini. Saat itu sebenarnya Zaborney berpikir idenya ini akan gagal, dia tak menyangka kini malah dirayakan jadi Hari Berpelukan Sedunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ide Hari Berpelukan Sedunia adalah mendorong semua orang untuk lebih banyak memeluk anggota keluarga atau teman, sehingga pelukan yang dirayakan tak selalu melulu bermakna seksual.

Tapi jangan asal peluk. Zaborney menyarankan agar bertanya dulu pada calon lawan berpelukan kita untuk yakin akan respon yang bakal didapat. Tak peduli apakah yang kita peluk keluarga, teman atau orang asing efek kesehatannya ternyata sama tingginya.  

Karena seperti dilansir laman Panorama, kontak antar manusia bisa meningkatkan kondisi kesehatan fisik dan mental, meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan risiko penyakit jantung, dan menekan kadar hormon stres seperti kortisol pada wanita.  

Pasanga yang berpelukan selama 20 detik memiliki kadar oxytocin yang sama dengan mereka yang sedang jatuh cinta. Selain mempengaruhi oxytocin, pelukan juga meningkatkan kadar dopamin, hormon yang membuat manusia merasa senang.

Sementara menurut American Psychosomatic Society, pelukan selama 10 menit dengan kekasih bisa menghilangkan stres, dan berbagai efek fisik yang disebabkannya.

Dalam studi lain, orang dewasa yang tak pernah kontak dengan pelukan dengan orang lain cenderung mengalami darah tinggi dan detak jantung yang lebih cepat.

Bahkan ada pula penelitian yang menyebut memeluk boneka teddy bearpun punya manfaat akan kesehatan dan menekan kadar stres.

Mengapa pelukan baik untuk manusia?

Tak hanya manfaat kesehatan fisik, berpelukan juga memberikan dukungan sosial dan menerima yang sama dari lawan berpelukan kita.

“Dipeluk oleh orang yang kita percayai, bermanfaat untuk mendapatkan dukungan yang berarti dan membuat kits lebih sanggup mengurangi efek dari stress,” kata Sheldon Cohen, peneliti tentang pelukan pada tahun 2003.

“Bahkan jika dilakukan sebelum memulai rutinitas harian, pelukan bisa melindungi dari efek stres yang mungkin terjadi sepanjang hari,” kata psikolog Karen Grewen dari School of Medicine di University of North Carolina-Chapel Hill.


(utw/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER