Jakarta, CNN Indonesia -- Penyalahgunaan LSD atau Lysergyc Acid Diethylamide kembali muncul. Kali ini, pengguna LSD ini menyebabkan kecelakaan lalu lintas dan menelan korban.
LSD sebenarnya bukan jenis narkotika baru. Varian narkoba sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Menurut sejarahnya, LSD diciptakan pertama kali oleh Albert Hofmann pada tanggal 16 November 1938. Hofmann adalah seorang ahli kimia yang bekerja untuk Sandoz Pharmaceutical, Basel, Swiss.
Hofmann secara tak sengaja mensintesis LSD selagi mencari formula stimulan darah. Kala itu, ia tak mengetahui bahwa obat ini memiliki kemampuan halusinogen alias menyebabkan halusinasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Efek halusinasi ini baru diketahui pada tahun 1943, ketika Hofmann tak sengaja menggunakannya. Ia kemudian menemukan bahwa dosis oral sebanyak 25 mikrogram, yang setara dengan berat beberapa butir garam ini mampu menghasilkan halusinasi hidup.
Awalnya, obat ini digunakan untuk penelitian para psikiater di tahun 1940, 1950 dan 1960-an. Hal ini disebabkan karena LSD memiliki kesamaan dengan suatu zat kimia dalam otak dan juga memiliki kesamaan efek dari aspek tertentu gangguan jiwa.
Nyatanya tak semua penelitian psikiater ini membuahkan hasil sempurna. Peneliti gagal justru menemukan manfaat medis LSD untuk obat. Contoh-contoh gratis LSD pun didistribusikan secara luas yang akhirnya mengarah pada penggunaan zat ini secara luas.
Popularitas LSDLSD kemudian mulai populer di tahun 1960 oleh psikolog Timothy Leary. Leary dan rekannya Richard Alpert kemudian memulai penelitiannya yang dikenal sebagai Psilocybin Project Harvard. Tujuannya adalah untuk menganalisis pengaruh psilocybin pada manusia. Awalnya tes dilakukan pada para tahanan, kemudian pada siswa dari Andover Newton Theological Seminary.
Leary mengatakan bahwa zat tersebut adalah zat psikedelik, dan dalam dosis yang tepat dalam pengaturan yang stabil dan di bawah bimbingan psikolog, obat ini bisa mengubah perilaku seseorang yang tidak mudah dicapai dengan terapi rutin.
Penelitiannya difokuskan untuk mengobati kecanduan alkohol dan reformasi jiwa pelaku kejahatan. Dari penelitian ini, banyak subjek yang menceritakan pengalaman mistis dan spiritual yang mendalam dan permanen, positif dan mengubah hidup mereka.
Kesimpulan ini akhirnya diperdebatkan karena beberapa pelaku kejahatan kemudian kambuh dan melanggar pembebasan bersyarat. Mereka tidak melakukan kejahatan yang sama, tapi membuat kejahatan baru. Orang yang bertentangan dengan Leary kemudian mengungkapkan bahwa laporan Leary sendiri memiliki hasil yang sangat tentatif.
Rick Doblin, salah satu ‘musuhnya’ menduga Leary sudah termangsa Halo Effect. Doblin menuduh Leary tidak memiliki standar tinggi untuk mendapat kepercayaan dari regulator. Ia juga menuduh Leary memanipulasi data.
Tahun 1962, Leary dan Alpert mendirikan International Foundation for Internal Freedom di Cambridge, Massachusetts. Yayasan ini dikelola oleh Lisa Beiberman (sekarang Licia Kuenning) dan salah seorang murid Leary, salah satu pengagumnya. Mereka melakukan banyak penelitian yang menarik perhatian publik sehingga banyak yang ingin berpartisipasi, namun sayang banyak yang tidak bisa mengikutinya. Untuk memuaskan rasa ingin tahu orang-orang yang tak kebagian jadi ‘kelinci percobaan’, banyak orang yang beralih dan mencari LSD di pasar gelap. Pasar gelap pun bermunculan di dekat kampus Harvard.
Kepopuleran LSD kemudian menjelajah sampai ke seluruh Amerika, Inggris dan Eropa. Bahkan sampai saat ini, dikutip dari laman Drug Free World, penggunaan LSD di Inggris meningkat secara signifikan meningkat dibanding negara lain di dunia.
Senjata kimiaSementara itu, alih-alih melihatnya sebagai upaya untuk melarikan diri dari masalah masyarakat, komunitas intelijen Barat dan militer melihatnya sebagai sebuah senjata kimia.
Peneliti AS mencatat bahwa LSD mampu mempermainkan pikiran sekelompok orang, termasuk kekuatan militer, acuh tak acuh terhadap lingkungan dan situasi mereka, mengganggu perencanaan dan penilaian, bahkan menimbulkan kecemasan, kebingungan yang tak terkendali dan teror.
Percobaan kemungkinan penggunaan LSD untuk mengubah kepribadian dari target intelijen, dan untuk mengendalikan seluruh populasi, berlanjut sampai Amerika Serikat secara resmi melarang narkoba pada tahun 1967. Penggunaan LSD menurun pada 1980-an, tetapi kembali meningkat lagi pada 1990-an.
Selama beberapa tahun setelah tahun 1998, LSD menjadi lebih banyak digunakan di klub-klub dansa sepanjang malam oleh remaja dan dewasa. Penggunaan LSD menurun secara signifikan pada tahun 2000 sampai sekarang.
(chs/mer)