Jakarta, CNN Indonesia -- Selain ganja, narkotika, metadon dan heroin, obat-obatan terlarang yang juga kerap disalahgunakan adalah LSD. Dikutip dari laman resmi BNN, LSD atau yang disebut (
Lysergyc Acid Diethylamide) merupakan narkotika sintetis yang dibuat dari sari jamur kering yang tumbuh di rumput gandum dan biji-bijian. Asam
lysergic dari jamur (ergot) inilah yang kemudian diolah menjadi LSD.
LSD dikenal juga dengan nama
acid,
sugar cubes, blotter dan lainnya. LSD disebut-sebut sebagai salah satu jenis narkotika yang paling ampuh untuk mengubah suasana hati. Obat ini juga merupakan jenis halusinogen yang memengaruhi mental seseorang.
Baca Juga: Pakai Narkoba, Pengemudi Maut Christopher Halusinasi
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian dari laboratorium Sandoz di tahun 1943, mengungkapkan bahwa LSD memiliki dampak pada mental pemakainya. Dampak mental ini menyerupai gangguan psikologis.
LSD diproduksi dalam bentuk kristal kemudian dicampur dengan bahan-bahan pengisi lainnya. Kristal ini juga biasa diencerkan untuk membuat formulasi cairan. Obat berbahaya ini tidak berbau, tidak berwarna, dan memiliki rasa yang sedikit pahit.
Obat ini biasanya ditemukan dalam bentuk pil. Selain itu, LSD juga dijual dalam bentuk tablet kecil (mikrodot), kapsul, dan gelatin. Obat ini juga biasanya ditambahkan dalam kertas penyerap kecil yang dibagi menjadi kotak-kotak kecil mirip perangko dan dihiasi dengan aneka desain dan warna. Terkadang, LSD juga dijual dalam bentuk cair. Hanya saja, tak peduli bagaimana bentuknya, LSD jelas-jelas membuat pemakainya "terputus" dari kenyataan alias berhalusinasi.
Biasanya obat ini dipakai dengan cara ditelan atau melalui mukosa oral dengan menggunakan kertas yang sudah diresapi LSD berdosis 100-300 mikrogram.
Setelah LSD teresap, si pemakai akan merasakan efek dari LSD yang disebut
tripping. Efek tripping LSD ini bisa mencapai 6-8 jam, ditambah dengan 2-6 jam
offset (penurunan). Efek tripping yang terjadi meliputi, meningkatnya energi dan sulit tidur, dan juga terjadinya halusinasi penglihatan seperti tembok yang bernapas, motif gambar bergerak, sampai perubahan bentuk benda (morphing), mendengar suara atau sosok lain.
Pengguna LSD biasanya menamakan '
tripping' ini sebagai sebuah perjalanan yang berlangsung selama 12 jam atau lebih. Hanya saja, halusinasi yang dialami tidaklah selalu indah. Terkadang perjalanan mereka juga berlangsung buruk yang disebut sebagai 'perjalanan buruk' sebuah sebutan untuk jalur neraka. Beberapa pengguna LSD juga akan memiliki pikiran yang menakutkan, perasaan putus asa, takut kehilangan kontrol, takut gila atau takut mati.
Pada beberapa individu, perjalanan ini akan bertahan di kepala dan menyebabkan penderitaan yang signifikan, penurunan fungsi sosial, pekerjaan, gangguan persepsi, dan halusinasi berkelanjutan yang disebut
Hallucinogen-Induces Persisting Perceptual Disorder (HPPD).
Sebuah perjalanan baik akan membuat pengguna merasa santai dan bahagia dan memiliki gambaran halusinasi yang menyenangkan. Namun perjalanan buruk bisa membuat pemakai jadi merasa gelisah dan bingung dengan halusinasi yang menakutkan dan perasaan tidak nyaman.
Selain itu, pemakai LSD juga akan merasakan perubahan suasana hati dan perasaan. Orang yang berada di bawah pengaruh LSD akan lebih mudah dilihat dari perubahaan perasaan dan suasana hati yang drastis dibanding tanda-tanda fisik. Pengguna mungkin akan merasakan perubahan emosi yang berbeda sekaligus atau mengalami
mood swing yang sangat cepat.
Menurut laman National Institute on Drug Abuse, di Amerika, LSD tidak dianggap sebagai obat adiktif tinggi karena tidak menghasilkan perilaku mencari obat secara kompulsif. Namun, LSD menyebabkan tubuh jadi toleran. Artinya, pengguna akan mengambil obat berulang kali dan mengambil dosis yang lebih tinggi sehingga menimbulkan efek berbahaya.
(chs/utw)