Kurang Tidur Bisa Menyebabkan Hiperarousal

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Selasa, 27 Jan 2015 21:23 WIB
Dibandingkan insomnia yang hanya diderita pada saat malam hari, hiperarousal bisa mengganggu selama 24 jam penuh.
Insomnia. (DragonImages/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Banyak orang yang mengalami kesulitan tidur di malam hari, entah disebabkan oleh stres atau kondisi lainnya. Tak bisa tidur telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, seperti gagal jantung dan penyakit Alzheimer. Masalah kesehatan itu biasanya terjadi hanya pada orang yang kurang tidur.

Orang yang mengalami kesulitan tidur biasanya kualitas tidurnya tidak akan baik atau tidak nyenyak. Sebuah studi baru menemukan bahwa kebiasaan kurang tidur yang terjadi berulang-ulang atau sudah dianggap kronis ini dapat menimbulkan hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Menurut National Sleep Foundation (NSF), sekitar 10 persen dari populasi penduduk Amerika Serikat mengalami gejala yang konsisten dengan diagnosis insomnia. Gejala ini termasuk kesulitan tidur, sering terbangun pada malam hari dan tidak mampu untuk tertidur lagi, serta merasa tak segar di pagi hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan pada tahun 2005 oleh NSF, menemukan bahwa 33 persen orang memiliki setidaknya satu dari gejala ini setiap malam atau hampir setiap malam selama satu tahun terakhir. Dengan semua masalah tidur yang dialami, maka tak heran tekanan darah masyarakat naik.

Para peneliti dari Rumah Sakit Cina Barat di Chengdu, Cina menemukan bahwa orang yang membutuhkan waktu lebih dari 14 menit untuk tertidur memiliki peningkatan risiko tekanan darah tinggi sebesar 300 persen. Sementara mereka yang membutuhkan waktu lebih lama dari 17 menit memiliki risiko 400 persen lebih tinggi.

Penelitian ini melibatkan 219 penderita insomnia kronis (didefinisikan sebagai orang yang mengalami kesulitan tidur selama enam bulan) dan 96 pemuda biasa yang pertama kali dipantau di laboratorium tidur dalam waktu semalaman.

Kemudian, mereka mengukur waktu tidur dengan Multiplea Sleep Latency Test (MSLT), yang mencakup empat peluang waktu tidur selama 20 menit, yaitu pada pukul 09:00, 11:00, 13:00, dan 15:00

Hasil temuan menunjukkan alasan lainnya penderita insomnia mengalami kesulitan tidur adalah hiperarousal. Hiperarousal merupakan keadaan peningkatan ketegangan psikologis dan fisiologis yang ditandai dengan efek seperti berkurangnya toleransi terhadap rasa sakit, kecemasan, tanggapan yang berlebihan ketika terkejut, insomnia, kelelahan, dan aksentuasi ciri kepribadian.

Menurut siaran pers, para ilmuwan telah menganggap bahwa, dibandingkan insomnia yang hanya diderita pada saat malam hari, hiperarousal bisa mengganggu selama 24 jam penuh, dan lebih banyak diderita oleh penderita insomnia kronis.

Hal ini terjadi ketika penderita insomnia melaporkan bahwa mereka merasa lelah di siang hari. Mencari tahu bagaimana untuk menyeimbangkan ritme sirkadian tubuh, tanpa bantuan stimulan, mungkin menjadi kunci untuk menurunkan tekanan darah.

"Meskipun penderita insomnia mengeluh kelelahan di siang hari, masalah mereka adalah bahwa mereka tidak bisa bersantai dan mereka memiliki tekanan darah tinggi," kata profesor penelitian tidur dan perawatan di Pennsylvania State University College of Medicine, Alexandros Vgontzas seperti dikutip dari medicaldaily.

"Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memerangi kelelahan adalah dengan tidur siang, mengendalikan konsumsi kafein, atau stimulan lainnya. Tapi ini tidak berlaku bagi penderita insomnia. Bahkan, kafein yang berlebihan dapat memperburuk hiperarousal," katanya.

(utw/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER