Jakarta, CNN Indonesia -- Konsumsi makanan di belahan dunia telah menurun kualitasnya dalam dua dekade ini, kata seorang pakar nutrisi ternama dari salah satu studi kesehatan terbesar dalam kebiasaan makan internasional.
Pakar kesehatan tersebut mengatakan negara miskin di Afrika dan Asia mulai mengalami peningkatan konsumsi makanan tidak sehat. Sementara itu, di wilayah Eropa dan Amerika Utara terdapat sedikit kemajuan atas konsumsi makanan sehat, kata Dariush Mozaffarian, Dekan dari the Friedman School of Nutrition Science and Policy di Univesitas Tufts, Amerika Serikat, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (24/2).
Mozaffarian mengatakan terdapat peningkatan konsumsi makanan tidak sehat di negara dengan pendapatan rendah dan menengah antara1990 dan 2010, seperti yang ditemukan dalam penelitiannya untuk edisi Maret jurnal Kesehatan Global Lancet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengaruh globalisasi atas diet makanan dari barat, di mana sekelompok kecil perusahaan makanan dan agrikultur telah mendominasi apa yang mesti diproduksi dan dikonsumsi, telah menyebabkan perubahan menuju kebiasaan makan tidak sehat, kata Mozaffarian.
Makanan olahan dengan kadar gula, lemak dan tepung kanji yang tinggi memicu pertumbuhan makanan tidak sehat. Penelitian kesehatan tersebut mengkaji 325 survei atas diet, yang mewakili nyaris 90 persen populasi dunia. Dari penelitian tersebut ditemukan fakta beberapa negara di Amerika Latin dan Eropa mengalami peningkatan konsumsi baik atas makanan sehat dan tidak sehat.
Sementara itu, antara 1990 dan 2014, periode yang sama dengan saat penelitian tersebut dijalankan, jumlah orang kelaparan di dunia turun dari 209 milyar ke 805 milyar, menurut badan pangan dunia, Food and Agriculture Organisation (FAO).
"Kebanyakan upaya pakar nutrisi global hanya terfokus pada kalori, yakni mendapatkan bahan-bahan pokok untuk manusia," Mozaffarian menjelaskan kepada Reuters. "Negara-negara butuh fokus pada kualitas kalori yang dikonsumsi masyarakat di negara-negara miskin, tidak hanya pada kuantitas."
Mozaffarian juga mengatakan orang-orang yang lebih tua menunjukkan kebiasaan makan yang lebih baik dari generasi muda di 187 negara yang tercakup dari penelitian kesehatan tersebut. Hal tersebut merupakan perkembangan yang mencemaskan, kata Mozaffarian. Perkembangan tersebut berdampak pada tingkat kegemukan dan penyakit kronis, seperti diabetes. Penyakit tersebut akan meningkat jika generasi muda terus melanjutkan kebiasaan makan tidak sehat mereka.
"Generasi muda tumbuh dengan diet yang jauh lebih buruk dari orangtua atau kakek dan nenek mereka," kata dia menegaskan.
(utd)