Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah tes genetik baru yang memeriksa darah ibu hamil untuk mencari tanda-tanda penyakit seperti downs syndrome pada janin memunculkan hasil di luar dugaan. Tes tersebut tanpa sengaja mendiagnosis kanker pada sang ibu.
Sebanyak 40 perempuan melakukan tes Sequenom Inc's MaterniT21 ini. Tes memindai kode genetik mereka dan janin. Di dalam proses tes rupanya terjadi perubahan abnormal yang menandai kehadiran kanker.
Dilansir dari laman Reuters, dari perempuan-perempuan yang turut dalam tes tersebut, setidaknya pada 26 perempuan, tes tersebut terbukti akurat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tes oleh perusahaan Sequenom itu mengurutkan darah ibu, termasuk DNA ibu dan DNA janin dari plasenta. Deteksi penyakit yang tidak diduga sebelumnya itu terlacak melalui tes non-invasif, yakni ketika tumor melepaskan DNA mereka ke dalam aliran darah.
Eunice Lee (40), dokter yang merupakan ahli anestesi di San Fracisco adalah salah satu perempuan yang menjalani tes. Berbicara dalam Scripps Future of Genomic Medicine Conference, Lee mengatakan, dia berharap hasil yang normal untuk bayinya.
Sebaliknya, Sequenom menyarankannya untuk melakukan pemeriksaan kanker. Pemeriksaan MRI menyeluruh pada tubuhnya mengidentifikasi adanya tumor ganas di usus besarnya. Tumor tersebut diangkat pada minggu ke-15 kehamilan Lee.
Kepala bagian ilmiah Sequenom Dirk van den Boom berkata, perusahaan mengumpulkan data perempuan lainnya yang menunjukkan kelainan dari hasil tes. Sejauh ini, menurutnya, dia tidak mengetahui adanya hasil positif yang palsu.
Peneliti lain mendapatkan temuan serupa. Para ilmuwan di University of Leuven di Belgia melakukan tes darah untuk melihat tanda-tanda limfoma hodgin setelah mereka mendeteksi penyakit tersebut pada perempuan hamil.
Diana Bianchi dari Universitas Tufts mengatakan bahwa tes prenatal noninvasive mewakili pelaksanaan klinis terbesar dari pengobatan genom untuk saat ini. Lebih dari satu juta tes telah dilakukan sejak 2011.
Hasil tes meningkatkan sejumlah kekhawatiran etis. Lee mengaku jika dia tidak diberitahu bahwa tes mungkin mengidentifikasi kanker.
(win/mer)