Jakarta, CNN Indonesia -- Penyakit gusi dan tulang penyangga atau dalam bahasa medis disebut dengan penyakit periodontal memiliki sebutan
silent disease. Itu dikarenakan tidak adanya gejala yang dirasakan penderita sebelum penyakitnya bertambah parah.
Menurut Sandra Olivia, dokter gigi sekaligus ahli periodontologi (ahli dalam jaringan gusi dan tulang penyangga gigi), ada beberapa kalangan yang punya risiko lebih tinggi terkena penyakit tersebut, di antaranya perempuan hamil.
Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) itu menyebutkan, berdasarkan hasil penelitian, 47 persen perempuan hamil mempunyai masalah di gusi misalnya radang gusi (gingivitis) yang ditandai dengan gusi berdarah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini terkait dengan aktivitas hormonal. Saat hamil hormon estrogen progesteron naik turun. Ini terkait dengan sistem daya tahan tubuh atau imunitasnya turun sehingga ketahanan gusi terhadap bakteri juga menurun," kata Sandra di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (16/3).
Berdasarkan keterangan Sandra, permasalahan gusi dan tulang penyangga bisa mengakibatkan bayi lahir prematur, keracunan kehamilan (pre-eclampsia) yang berujung pada kematian ibu, serta bayi lahir dengan berat badan rendah.
"Makanya ketika hamil wajib ke dokter gigi untuk membersihkan karang gigi dan perawatan gigi lainnya, kalau di trimester pertama masih mual mungkin bisa di trimester kedua," ujar Sandra.
Selain perempuan hamil, Sandra juga menyatakan, orang yang beresiko tinggi menderita masalah gusi adalah perokok yakni hingga 7 kali lebih rentan, orang usia lanjut, dan adanya faktor lain sekitar gigi dan mulut.
(chs/utw)