Jakarta, CNN Indonesia -- Setiap bayi maupun balita pasti pernah mengalami gumoh. Dalam bahasa kedokeran, gumoh disebut regurgitasi.
Gumoh merupakan kondisi ketika isi lambung yang berupa cairan naik ke mulut. Ketika anak mengalami gumoh, para ibu pasti merasa khawatir dan ketakutan. Padahal, menurut dokter spesialis anak, M.Jufrrie, kondisi tersebut adalah normal.
"Ini adalah gejala fisiologis. Dan kondisi ini normal," kata Juffrie dalam acara talkhow bertajuk Saluran Cerna Sehat, Bekal Anak Cerdas yang diselenggarakan di Mandarin Oriental Hotel, Jakarta, Senin (16/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, sebanyak 70 persen bayi mengalami gumoh selama enam bulan masa awal pertumbuhannya. Namun, para ibu tak perlu khawatir karena kondisi ini lama kelamaan akan membaik dan gumoh anak pun akan berkurang. "Selama berat badannya tidak terganggu tidak perlu diapa-apakan," ujar Juffrie.
Meski tergolong kondisi normal, namun para ibu patut waspada ketika anaknya yang sering gumoh mengalami perubahan kondisi pada tubuhnya. "Yang tidak normal apabila sudah terjadi penurunan berat badan," kaya Juffrie menjelaskan.
Ia juga menambahkan beberapa ciri lainnya, seperti sering batuk dan infeksi saluran nafas, seperti ashma atau pneumonia. "Selama berat badannya naik atau normal, tidak ada gangguan saluran napas, dibiarkan saja," kata Jufrrie menerangkan. "Nanti enam bulan juga turun sendiri (intensitas gumoh)," ujar Jufrrie menambahkan.
Pada kondisi normal, gumoh akan terjadi beberapa kali per hari selama kurang dari tiga menit. Umumnya terjadi sehabis makan dan tidak menyebabkan gejala apapun.
(chs/utw)