Bagaimana Minuman Bersoda Bikin Perut Gendut

Utami Widowati | CNN Indonesia
Rabu, 18 Mar 2015 16:30 WIB
Para ilmuwan yakin bahwa lemak yang menumpuk di sekitar perut dan pinggang memang membahayakan kesehatan.
Bahaya minuman bersoda untuk pinggang Anda. (Mario Tama/Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Minuman bersoda seringkali dihubungkan dengan risiko orang mengalami pembesaran area diseputar perut. Baru-baru saja sebuah penelitian  mengonfirmasi hal itu.  

“Kita bersikap naif jika hanya memperhatikan berapa kadar kalori yang ada di label kemasan. Sangat membahayakan kesehatan jika justru menggunakan minunam bersoda untuk menggantikan makan mencegah kelebihan berat badan,” kata Sharo Fowler, peneliti dan asisten profesor di University of Texas  Health Science Center di San Antonio.

Meski penelitian ini memang menemukan hubungan antara konsumsi soda nonkalori dan pertambahan ukuran pinggang, namun penelitian ini tidak didesain untuk membuktikan apakah memang soda diet memang membuat ukuran pinggang melebar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam beberapa tahun terakhir berbagai penelitian menyebutkan masalah yang besar yang terkandung dalam soda ada pada pemanis buatan tambahan. Pemanis buatan ini sangat terkait dengan berbagai masalah kesehatan, mulai dari masalah jantung, depresi dan kerusakan gigi.
Bagaimanapun seperti dikutip dari laman Health sebab dan akibat  soda diet belum terlalu dipahami.

Penelitian yang dilakukan oleh Fowler dan timnya menitikberatkan pada peningkatan ukuran pinggang dan soda diet. Sebelumnya para ilmuwan yakin bahwa lemak di sekitar perut dan pinggang memang membahayakan kesehatan.

Para peneliti menelaah kembali temuan dari penelitian sebelumnya pada lebih dari 700 orang kaukasia dan Latin. Mereka semua berusia 65 tahun atau lebih dan mulai mengikuti penelitian mulai tahun 1992 hingga 1996. Para peneliti melacak kondisi kesehatan mereka selama sembilan tahun dan mengamati kondisi mereka seiring perjalanan usia. Penelitian berakhir tahun 2004.

Ditemukan bahwa ukuran pinggang orang yang tak pernah minum soda diet meningkat rata-rata 2 centimeter selama penelitian. Sebagai perbandingan, para peminu soda diet yang hanya sesekali, ukuran pinggangnya meningkat 4,5 centimeter dalam waktu yang sama. Sementara yang minum soda tiap hari peningkatan bisa mencapai 7,6 centimeter.

“Namun bukan berarti soda diet adalah satu-satunya penyebab. Bisa juga karena diet harian mereka,” kata Fowler mengingatkan. Namun intiny adalah “ dari apa yang terlihat pada peningkatakan ukuran pinggang mereka selama 5-7 tahun terakhir, mereka harus melakukan sesuatu tentang itu.”  

Fowler menyebut ada kemungkinan orang jadi makan sembarangan karena merasa sudah aman karena hanya memilih soda diet. Namun  pemanis buatan dalam soda tetap sesuatu yang harus diwaspadai. Selain bisa meningkatkan berat badan, juga akan mengganggu tubuh memproses gula dan membuat orang semakin lapar.

“Tapi penting untuk diketahui bahwa penelitian ini melihat pada populace yang sudah berusia lanjut. Dimulai dari usia 65 tahun, bisa jade mereka memang memiliki risiko kelebihan berate badan dan masalah jantung. Lalu peneliti membuat kesimpulan dari penelitian ini,” demikian tanggapan dari The American Beverage Association.



Penelitian Fowler memiliki banyak kekurangan menurut Connie Diekman, director University Nutrition Washington University di St. Louis, dan mantan president  Academy of Nutrition and Dietetics.

Pertama menurut Diekman, penelitian ini tidak melibatkan banyak partisipan, kedua hanya  melibatkan partisipan berusia lanjut. Ketiga penelitian itu mengambil data dari 10 tahun lalu.  “Banyak yang sudah berubah sejak penelitian ini dibuat,” kata Diekman
 
Jadi apa  yang perlu dilakukan jika lingkar pinggang mulai membesar? Fowler menyarankan untuk mengganti soda diet dengan seduhan kopi atau teh, air mineral tanpe pemanis, atau jus buah kalau Anda menginginkan minuman berkarbonasi.

Namun Diekman menyebut perubahan perilaku itu tak semudah mengatakannya. “Perlu waktu dan biasanya tak terlalu bisa dinikmati. Perlu komitmen untuk melakukannya,” kata Diekman.

Hasil penelitian Fowler terbit di Journal of the American Geriatrics Society kemarin.

(utw/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER