Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi sebagian perempuan,
pantyliner biasanya digunakan setiap hari untuk menghindari keputihan. Sebenarnya hal ini bisa jadi benar, dan bisa juga salah. Masalahnya muncul ketika kaum hawa salah kaprah saat menggunakan pembalut super tipis ini.
"Kalau pakai
pantyliner itu harus diganti sering-sering. Jangan dibiarkan seharian penuh karena justru menyebabkan keputihan," kata Inneke Halim, dokter spesialis kulit dan kelamin dari Bathseida Hospitals ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (30/3).
Menurut Inneke, pantyliner sebaiknya diganti setiap 3-4 jam sekali. "Atau ada saatnya kan ketika keputihan lebih banyak, itu harus lebih cepat diganti," cetusnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini bertujuan untuk agar organ intim perempuan tak jadi terlalu lembab. Jika organ intim terlalu lembab, secara otomatis keputihan malah akan bertambah parah.
Daerah yang lembap dan kurang bersih menyebabkan bakteri penyebab keputihan berkembang dengan lebih cepat. Inneke mengatakan, penggunaan
pantyliner sesungguhnya tidak diperlukan apalagi jika digunakan setiap hari. Yang terpenting adalah menggunakan celana dalam yang bersih dan memastikannya tetap kering, terutama usai buang air kecil.
"Kalaupun ingin memakai
pantyliner harus yang
breathable dan
non-perfume," tutur Inneke memberi syarat.
Ia memaparkan, keputihan sebetulnya adalah tanda hormonal yang wajar terjadi selama ia terhitung sedikit dari segi jumlah. Selain itu, warnanya pun putih bening. Keputihan akan diproduksi lebih banyak saat mendekati masa subur perempuan, yaitu sekitar dua minggu sebelum menstruasi.
Oleh karena itu, ada baiknya bagi kaum hawa untuk lebih bijak menggunakan
pantyliner. Daripada berisiko menggunakannya setiap hari, lebih baik menggunakan saat diperlukan, misalnya menjelang menstruasi.
(chs/utw)