Tekanan Darah Fluktuatif Pertinggi Risiko Sakit Jantung

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Rabu, 01 Apr 2015 08:23 WIB
Kondisi tekanan darah yang fluktuatif bisa jadi mendatangkan risiko yang lebih berbahaya bagi kesehatan.
ilustrasi serangan jantung (michaeljung/Dok.Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Fakta medis membuktikan bahwa tekanan darah tinggi bisa menyebabkan beberapa penyakit lainnya, misalnya jantung dan ginjal. Tekanan darah yang tinggi akan menyebabkan kerusakan organ-organ yang terkena pembuluh darah. Jaringan organ yang sudah rusak ini tidak dapat memperbarui dirinya sendiri. Jika sudah rusak, maka tak bisa diobati.

Kondisi tekanan darah tinggi atau hipertensi pada manusia dapat terjadi dalam beberapa kondisi. Ada yang selalu mempunyai tekanan darah yang tinggi, tapi ada juga yang fluktuatif. Artinya kadang tinggi kadang tidak.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, Siska S. Danny mengatakan kondisi tekanan darah yang fluktuatif bisa jadi mendatangkan risiko yang lebih berbahaya. "Variasi tekanan darah yang berbeda berisiko terkena penyakit kardio (jantung) lebih tinggi dibandingkan yang tekanan darahnya selalu tinggi," ujar Siska menjelaskan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasalnya, kondisi tekanan darah yang  fluktuatif, dapat merusak organ lebih cepat. "Misalnya saja pada otak. Kalau yang hipertensi terus, jaringan pelindung otaknya sudah terbiasa, otaknya sudah beradaptasi," kata Siska.

"Tapi, kalau tiba-tiba tinggi, perlindungan otak bisa kaget. Adaptasi pelindung otak menerima tekanan akan terlambat, bisa stoke mendadak," ujarnya menjelaskan.

Namun, hal ini tidak berarti bahwa orang yang dengan hipertensi stabil akan berkurang risikonya. Jika tidak diobati, hipertensi akan tetap mengarah pada kerusakan organ yang akhirnya menyebabkan kematian.

"Kalau tekanan darah tinggi terus  tidak ada gejala," kata Siska. "Tapi ini justru berbahaya karena tidak ada kontrol," ujarnya menambahkan. (chs/chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER