Jakarta, CNN Indonesia -- Perut rata, langsing dan tak buncit adalah dambaan setiap orang, baik laki-laki atau perempuan. Anda para pria, pasti juga tak ingin disebut sebagai pria 'hamil 6 bulan' atau pria dengan 'tas pinggang besar'.
Padahal Anda sendiri sudah mati-matian menjaga pola makan sehat, konsumsi aneka makanan yang rendah lemak. Dan juga setiap hari Anda sudah pergi ke gym untuk fitnes setiap hari. Parahnya, skala perut Anda tetap saja maju terus pantang mundur. Aduh, kok bisa?
Perut buncit ini ternyata bisa disebabkan oleh enam hal umum yang tak terduga. Dilansir dari Business Insider, berikut alasannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagian banyak orang yang datang ke kantor saya dan mengatakan kalau mereka sulit menurunkan berat badan, punya satu masalah yang sama. Masalahnya adalah, mereka makan lebih banyak dari apa yang mereka pikir," kata Holly Herrington, ahli diet dan ahli gizi klinis. "Hampir setiap orang meremehkan berapa banyak mereka makan."
Masalahnya kebanyakan orang justru menyalahkan porsi makan yang terlalu besar di restoran, dan mengunyah makanan asal-asalan. Dia merekomendasikan untuk 'melacak' semua makanan yang disantap, setidaknya dalam kurun waktu satu bulan. Dalam studi American Journal of Preventive Medicine, orang-orang yang mencatat makanan mereka akan kehilangan dua kali lipat berat badannya. Kualitas dan kuantitas tidur malam yang buruk akan merusak upaya penurunan berat badan Anda dengan dua cara. Pertama, kurang tidur malam akan membuat Anda lapar dan cenderung makan berlebihan. "Bila Anda tak cukup tidur, maka tingkat hormon kortisol dan ghrelin, hormon peningkat rasa lapar akan naik," kata Dr Patricia Salber, internist.
Kedua, tidak cukup tidur akan membuat tubuh menyimpan sisa makanan Anda menjadi lemak. "Kurang tidur dan apnea akan memengaruhi kadar gula darah dan meningkatkan resitensi insulin," kata endokrinologi Dr Michael Bergman."Gangguan tidur, sleep apnea obstruktif dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2." Saat hari pertama diet, secara otomatis jumlah kalori yang masuk akan sangat terbatas. Dan ini berhasil, tubuh Anda jadi turun. Karena senang, Anda pun kembali melakukan hal ini dengan harapan kalau Anda bisa jadi lebih kurus lagi.
Hati-hati, Anda harus paham kalau kebutuhan kalori tubuh akan berubah setiap saat dan setiap harinya. "Ketika Anda menurunkan berat badan, jumlah kalori tubuh akan berubah. Semakin sedikit yang Anda dapatkan, maka semakin sedikit kalori yang dibutuhkan tubuh, sehingga Anda harus makan kalori lebih sedikit lagi untuk menurunkan berat badan," kata Herrington.
Dia merekomendasikan untuk bisa menurunkan kalori secara bertahap. Mulailah dengan mengurangi 100 kalori per harinya. Lihat hasilnya selama setiap hari dalam beebrapa minggu. Jangan memangkas makanan terlalu banyak. Idealnya, setiap perempuan membutuhkan kalori 1200 per hari, sedangkan laki-laki 1700 per hari.
Stres akut dan berkepanjangan akan membuat Anda jadi gemuk. Dari masalah mengejar deadline mendadak sampai hubungan yang penuh drama, akan menyebabkan nafsu makan Anda meningkat. Jika stres terus naik dan menjadi kronis, maka tingkat hormon kortisol akan jadi terlalu tinggi. Akibatnya nafsu makan meningkat, khususnya untuk makanan yang tinggi karbohidrat.
"Ketika stres, orang berusaha untuk menghibur diri dan meredakan ketegangan," kata Salber. "Terlalu sering (stres)berarti menyerahkan diri Anda pada bahaya karbohidrat atau gula."
Seperti diketahui, makanan yang tinggi karbohidrat akan menyebabkan lonjakan gula darah dengan sangat cepat. Ini akan menempatkan diri Anda dalam lingkaran setan stres dan obesitas.
Sementara itu, stres juga akan merangsang produksi insulin, kortisol akan meningkatkan kecenderungan tubuh untuk menyimpan kalori sebagai lemak visceral (jenis lemak yang menggantung di dalam rongga perut dan mengganggu fungsi organ vital).
Pemanis buatan akan sangat berbahaya untuk tubuh. Namun tanpa sadar, Anda selalu mengonsumsinya setiap hari, misalnya dari yoghurt kemasan atau soda diet. Peneliti dari University of Texas menemukan bahwa selama 9,5 tahun, rata-rata peminum soda diet bisa menambah lingkar pinggang lima kali lebih banyak dibanding yang tidak minum.
Ini bisa terjadi karena otak merespons pemanis buatan dengan meminta Anda menikmati lebih banyak makanan manis. Sementara itu, hal ini akan membuang keseimbangan bakteri sehat dalam usus. Meskipun jarang, kondisi kesehatan seseorang akan membuat berat badan ideal jadi sulit dicapai. Misalnya adalah penyakit cushing, sindrom ovarium polikistik, dan hipotiroidisme.