Jakarta, CNN Indonesia -- Langkah awal hadirnya vaksin kanker yang dirancang untuk menyembuhkan tumor pasien secara individu dilakukan dalam sebuah percobaan perintis. Ini adalah pendekatan baru dalam pengobatan kanker.
Terapi kanker konvensional bergantung pada prosedur operasi, kemoterapi, atau radioterapi. Sementara, pendekatan baru ini bertujuan untuk merangsang pertahanan kekebalan tubuh diri agar dapat menyerang sel-sel kanker menggunakan sel T, pembunuh alami di dalam tubuh. Sel T adalah limfosit pengatur sistem kekebalan tubuh terhadap sel-sel terinfeksi.
Para dokter di Amerika Serikat telah menerbitkan hasil awal percobaan vaksin prototipe tersenit. Vaksin ini merangsang sel T dari sistem kekebalan tubuh agar dapat mengenali dan menghancurkan sel-sel tumor pasien.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiga pasien kanker menerima pengobatan eksperimental, dan semuanya dalam kondisi baik, kata para peneliti. Vaksin ini dibuat dengan mempelajari jenis protein pada tumor setiap pasien, yang berbeda-beda antar-pasien.
Vaksin yang dipersonalisasi tersebut lalu diberikan pada tiga orang pasien dengan kanker kulit melanoma stadium berat. Tujuannya, untuk mempelajari jumlah dan keragamanan sel-T' 'si pembunuh' yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh mereka.
Para ilmuwan menemukan, pada setiap pasien ada produksi kuat sel-T yang dirancang untuk menargetkan sel-sel melanoma pasien tanpa efek samping yang besar. Satu pasien masih dalam kondisi remisi (respons terhadap pengobatan).
Sementara dua pasien lainnya dalam kondisi stabil. Meski demikian, masih terlalu dini untuk mengetahui apakah ada perbaikan gejala akibat vaksin tersebut.
“Antigen tumor yang kami masukkan ke dalam vaksin memicu respons luas di antara sel T yang bertanggungjawab menghancurkan tumor. Hasil penelitian kami masih pada tahap awal, tetapi kami pikir vaksin ini memiliki potensi terapi karena respons luas dan luar biasa beragam sel-T,” kata Linette.
Untuk pertamakali para ilmuwan merangkai DNA tumor pasien dan menggunakannya untuk mengidentifikasi tujuh protein pada sel-sel kanker yang unik pada setiap pasien. Hasilnya digunakan untuk merancang vaksin pribadi yang menargetkan sel-sel tumor pada masing-masing pasien.
Para peneliti berharap untuk memulai fase pertama uji klinis dalam 12 bulan ke depan. Diharapkan, vaksin kanker yang dipersonalisasi ini bisa dikembangkan untuk tumor jenis lain, seperti kanker paru-paru, kandung kemih dan usus, yang tingkat mutasinya tinggi, kata para ilmuwan.
(win/win)