Diagnosis Salah Kanker Payudara dan Perdebatan Mammografi

Windratie | CNN Indonesia
Kamis, 09 Apr 2015 09:41 WIB
Hal ini akan menambah perdebatan emosional mengenai apakah perempuan harus secara rutin menerima mammografi.
Ilustrasi kanker payudara. (Getty images/ Dok thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Biaya dari diagnosis palsu kanker payudara jauh lebih tinggi dari yang didokumentasikan sebelumnya, menurut studi terbaru. Hal ini akan menambah perdebatan emosional mengenai apakah perempuan harus secara rutin menerima mammogram.

Hasil positif palsu serta diagnosis berlebihan kanker payudara di kalangan perempuan usia 40 – 59 mengalirkan biaya sampai US$ 4 miliar atau sekitar Rp 4 triliun per tahun, serta kerugian bagi banyak perempuan yang tak terbayar oleh uang.

Sebuah penelitian mengejutkan menemukan tes mammography dengan hasil positif palsu. Seorang pasien sehat yang didiagnosis dengan kanker payudara, terjadi sebanyak 11 persen, memengaruhi 3,2 juta perempuan dalam setahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama lebih dari sepuluh tahun, kemungkinan seorang perempuan mendapatkan hasil tes positif palsu adalah 61 persen, menurut laporan yang diterbitkan dalam jurnal Health Affairs.

Hasil positif palsu tidak hanya mendongkrak biaya, tetapi juga menyebabkan tekanan tidak perlu pada perempuan, kata penulis penelitian.

“Pemeriksaan kanker payudara pada akhirnya adalah pilihan pribadi, yang harus didasarkan pada pertimbangan cermat, kompromi antara manfaat dan bahaya pemeriksaan,” kata Kenneth Mandl, profesor Harvard dan dokter di Rumah Sakit Anak Boston, berdasarkan laman Daily News.

Namun, pasien tidak harus membatalkan mammogram berikutnya secara cepat. Penelitian baru ini didasarkan pada dua laporan kontroversial yang diperdebatkan dalam komunitas medis, kata David Dershaw, ahli radiologi di Memorial Sloan Kettering Cancer Center.

Meski demikian, Mandl menegaskan, penelitian melaporkan bahwa perempuan yang melakukan pemeriksaan tidak hidup lebih lama dari perempuan yang tidak melakukan pemeriksaan.

Para peneliti studi mengatakan, biaya pemeriksaan jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya, dan begitu mengerikan karena mereka bisa memiringkan keseimbangan ke titik di mana pemeriksaan muncul dengan biaya yang relatif tidak efektif.

Mandl mengatakan, di Eropa tidak ada negara yang merekomendasikan mammography tahunan. Pada 2009 terjadi pergeseran filosofi. Satuan Petugas Pelayanan Pencegahan Amerika Serikat berkata, perempuan di bawah 50 tahun harus mempertimbangkan sejarah dan situasi kesehatan diri masing-masing, perempuan berusia 50 – 74 harus diperiksa setiap dua tahun.

Masyarakat Kanker Amerika, meski begitu, merekomendasikan perempuan di atas 40 melakukan mammogram setiap tahun. Mungkin mammogram tidak sempurna, tapi ini adalah pilihan terbaik untuk mendeteksi kanker payudara sejak dini, dan menyelamatkan nyawa,” kata Dershaw.

“Dengan teknik ini, sekarang kita bisa dibandingkan dengan saat tahun 1985 ketika kita baru memulai pemeriksaan (kanker payudara), sekarang kita telah mengurangi kemungkinan kematian ibu sebesar sepertiga,” kata Dershaw.

(win/win)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER