Berat Badan Turun Drastis Hingga 114 Kg karena Penyakit Crohn

Merry Wahyuningsih | CNN Indonesia
Senin, 20 Apr 2015 15:11 WIB
Bobot tubuh yang terus turun dianggap mimpi buruk bagi Amelia-Jane Harris. Gadis berumur 20 tahun itu sudah kehilangan berat badan hingga 114 kilogram.
Ilustrasi (Thinkstock/ereidveto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kebanyakan perempuan akan senang bila angka di timbangannya semakin berkurang. Namun, bobot tubuh yang terus turun dianggap mimpi buruk bagi Amelia-Jane Harris. Gadis berumur 20 tahun itu sudah kehilangan berat badan hingga 114 kilogram.

Berat badan Amelia semula mencapai 175 kilogram. Saat itu, ia pernah bermimpi ingin menggunakan rok mini yang membuat banyak perempuan terlihat semakin seksi. Penyakit Crohn pun seperti mewujudkan mimpi Amelia tersebut.

Sayangnya, berat badannya turun secara tidak wajar. Karena penyakit Crohn yang dideritanya, membuat perempuan asal Birmingham mengalami muntah-muntah dan menderita sakit luar biasa di bagian usus. Berat tubuhnya pun menyusut 114 kg hanya dalam waktu 20 bulan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyakit Crohn adalah suatu kondisi yang menyebabkan peradangan pada sistem pencernaan. Peradangan terjadi akibat reaksi tubuh terhadap cedera atau iritasi dan dapat menyebabkan kemerahan, pembengkakan dan rasa nyeri yang hebat.

Kondisi itu membuat Amelia selalu kesakitan dan hampir tidak bisa menyimpan makanan di dalam tubuhnya. Ia tidak pernah bisa menikmati makanan atau pergi keluar untuk makan malam bersama teman-temannya.

Ia selalu merasa kelelahan akibat kekurangan gizi. Kuku, alis, dan rambutnya juga mengalami kerontokan parah.

“Saya mendapatkan banyak pujian saat orang-orang melihat foto saya. Tapi saya mengalami nyeri yang konstan,” kata Amelia. “Kadang-kadang saya merasa kram perut yang benar-benar parah, tapi saya juga merasakan rasa sakit menusuk yang tidak menghilang.”

“Saya tidak lagi bisa mendapatkan kenikmatan dari makanan. Makanan terasa seperti sebuah tugas karena saya tahu itu akan menyebabkan saya sakit,” katanya menjelaskan. “Tampaknya tak ada gunanya untuk membuat makanan sehat karena saya hanya akan membuangnya.”

Rasa sakit yang diderita Amelia memang bisa reda jika ia mengonsumsi obat penghilang rasa sakit dengan dosis tinggi. Tapi itu justru menjadi kutukan, karena ia harus mengonsumsi obat sepanjang sisa hidupnya.

Amelia dulunya adalah gadis yang bahagia, meski berat badannya tergolong tidak sehat. Bobot tubuhnya mulai meningkat saat melalui masa remaja. Bahkan di usia 14 tahun ia pernah dijuluki ‘Fatty Bum Bum’ oleh teman-teman di sekolahnya.

“Saat kuliah, saya makan apa saja yang saya inginkan, dan meskipun berat badan saya hampir mencapai 180 kg, saya masih bisa bergaya dengan pakaian, rambut, dan make up. Lemak tidak harus membuat saya jelek,” ujarnya.

Tapi tak lama setelah ulang tahunnya yang ke-17, setelah akhirnya berdamai dengan berat badannya, Amelia jatuh sakit. “Saya mulai muntah 10 kali sehari. Saya tidak bisa makan apapun,” katanya bercerita.

“Dalam waktu 20 bulan, berat badan saya turun lebih dari 114 kg. Ini tidak masuk akal bagi saya dan saya sangat ketakutan.”

Takut dengan penurunan berat badannya yang drastis, ia pun berkonsultasi ke dokter. Pada Juni 2014, setelah berbulan-bulan menjalani tes, dokter akhirnya mendiagnosanya dengan penyakit Crohn, kondisi jangka panjang yang menyebabkan peradangan pada lapisan sistem pencernaan.

“Saya tahu kedengarannya sulit dipercaya, tapi saya akan memberikan apa pun untuk bisa kembali ke berat badan semula. Tahun lalu saya stres karena punya empat pekerjaan, tapi sekarang saya terlalu sakit untuk bekerja.”

Mengenal Penyakit Crohn

Penyakit Crohn adalah salah satu dari dua bentuk utama dari Inflammatory Bowel Disease (IBD). Penyakit Crohn digambarkan sebagai penyakit kronis, yang berarti harus diderita seumur hidup.

Saat ini tidak ada obat untuk penyakit Crohn. Pengobatan yang ada hanya bertujuan untuk meringankan gejala dari sistem pencernaan yang meradang.

Penyebab penyakit Crohn tidak dipahami dengan baik. Para ahli percaya bahwa kondisi ini sebagian diturunkan, sementara reaksi abnormal dari sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri tertentu di usus diperkirakan juga turut berkontribusi.

Virus, bakteri, diet, merokok dan stres semuanya telah diusulkan sebagai pemicu, tetapi tidak ada bukti definitif bahwa salah satunya adalah penyebab penyakit Crohn.

Gejalanya antara lain sakit perut dan diare, kelelahan, perasaan kurang sehat, sariawan, kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan, anemia atau tingkat penurunan sel darah merah.


(mer/mer)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER