Perempuan Lajang Bisa Minum Pil KB untuk Redakan Nyeri Haid

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Kamis, 23 Apr 2015 16:30 WIB
Jika terjadi gangguan menstruasi secara hormonal, cara untuk mengatasinya adalah dengan terapi hormon. Atau bisa juga mengonsumsi pil kontrasepsi.
Ilustrasi (Getty Images/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pernahkah Anda mengalami jadwal menstruasi yang tidak teratur? Misalnya saja mendapat jatah menstruasi dengan jarak yang berbeda. Kadang 28 hari atau bahkan bisa dua bulan sekali.

Haid yang teratur paling cepat berjarak tiga minggu dari keluar darah pertama saat haid, dan paling lama berjarak lima minggu. Sedangkan dalam keadaan normal haid selanjutnya akan berjarak empat minggu dari haid pertama.

Adanya ketidakteraturan periode haid pada perempuan ini bisa disebabkan adanya ketidakseimbangan hormon dalam tubuh. "Biasanya esterogen dan proesteronnya tidak seimbang," kata dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Ardiansjah Dara di kawasan Gatot Subroto, Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perempuan yang rentan mengalami jadwal menstruasi tidak teratur ini adalah mereka yang mengalami obesitas. "Kalau obesitas hormon esterogennya itu lebih tinggi," ujar Dara.

Jika terjadi gangguan menstruasi secara hormonal, cara untuk mengatasinya adalah dengan terapi hormon. Atau bisa juga mengonsumsi pil kontrasepsi.

Meski namanya pil kontrasepsi, namun Dara mengatakan cara ini bisa juga digunakan pada perempuan yang belum menikah dan belum mempunyai anak. "Tidak apa-apa dikonsumsi yang belum menikah," katanya menegaskan.

"Kalau mau mens itu ada produksi hormon di badan. Kalau dikasih pil KB badan jadi enggak produksi hormon. Sehingga haidnya dari pil KB," ujar Dara menjelaskan.

Alhasil, jumlah darah yang dihasilkan saat menstruasi tidak seberapa banyak. Kontraksi otot rahim pun akhirnya tidak begitu hebat. Akibatnya, rasa nyeri bisa diminimalisasi.

"Yang bikin sakit itu kan karena kontraksinya kencang dan produksi darahnya banyak," kata Dara.

Ia menegaskan siapa saja bisa mengonsumsi pil kontrasepsi untuk mengurangi nyeri haid kecuali perempuan dengan penyakit tertentu. "Yang enggak boleh itu kalau tumor rahim atau tumor payudara," ujarnya.


(mer/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER