Perempuan Juga Memproduksi 'Susu Rahim' Saat Hamil

Windratie | CNN Indonesia
Rabu, 06 Mei 2015 15:19 WIB
Para peneliti menemukan, di bulan-bulan pertama kehamilan tubuh ibu mengeluarkan nutrisi yang disebut 'susu rahim' untuk embrio.
Tampaknya, perempuan juga menyediakan asupan bentuk susu untuk anak mereka selama ketika masih di dalam kandungan. (Getty Images/ Thinkstock/shironosov)
Jakarta, CNN Indonesia -- Susu ibu menyediakan nutrisi berharga yang dibutuhkan bayi selama beberapa bulan pertama kehidupannya. Namun tampaknya, perempuan juga menyediakan asupan bentuk susu untuk anak mereka selama ketika masih di dalam kandungan.

Para peneliti menemukan, di bulan-bulan pertama kehamilan tubuh ibu mengeluarkan nutrisi yang disebut 'susu rahim' untuk embrio. Susu ini, atau disebut juga histiotrophe ini, memberikan energi untuk embrio dan bangunan biokimia yang dibutuhkan untuk tumbuh selama sebelas minggu pertama kehamilan.

Pada kurun waktu tersebut, embrio terlalu kecil dan lembut untuk tali pusat terikat dan memasok nutrisi dari pasokan darah ibu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebaliknya, para peneliti di Universitas Manchester menemukan bahwa kelenjar pada lapisan rahim menghasilkan zat manis yang dikenal sebagai glikogen dan bagian protein manis.

Carolyn Jones, peneliti di Universitas Machester, mengatakan bahwa penelitian ini bisa meningkatkan perawatan seperti IVF (in vitro fertilization) dengan membiarkan media telur yang dibuahi disimpan sebelum implantasi dilakukan.

Dia menambahkan, “Suplai darah dari ibu tidak mencapai embrio sampai usia sebelas minggu kehamilan, sehingga sampai saat tersebut embrio kecil dipelihara oleh sekresi ini.”

“Kami belum tahu bagaimana asupan makanan ibu dapat memengaruhi sekresi uterus tersebut selama kehamilan.” Jones menambahkan, penelitiannya yang lain menunjukkan adanya 'kode' yang memengaruhi keterikatan embrio terhadap rahim ibu.

Kode tersebut dibangun dari gula dari permukaan sel embiro dan uterus. Setiap spesies memiliki kodenya sendiri, dan kode tersebut harus sesuai dengan sempurna agar implantasi sukses.

John Aplin, spesialis kedokteran reproduksi di Universitas Manchester yang ikut dalam penelitian menambahkan, perubahan pola makan ibu atau faktor lain, seperti merokok, juga bisa berdampak pada penumpukan bahan-bahan tersebut pada lapisan rahim.

“Hal ini bisa memengaruhi embrio akan risiko obesitas atau diabetes dalam hidupnya.” (win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER