Jakarta, CNN Indonesia -- Marah adalah ekspresi emosi yang wajar. Namun bukan berarti sering marah-marah itu wajar.
Ada orang yang mudah sekali marah, ada yang tidak. Biasanya orang yang tidak mudah marah ketika marah ia akan begitu meledak. Seolah semua amarah membuncah keluar seketika dalam satu waktu. Bahkan terkadang saat marah, semua yang ada di hadapan pun menjadi pelampiasan. Misalnya saja Anda jadi meninju tembok, membanting pintu, atau melempar barang-barang di sekitar Anda.
Sayangnya, cara itu tak menyelesaikan masalah. Sebaliknya, hal ini malah bisa jadi menimbulkan masalah baru. Jika sudah begini, itu tandanya Anda sedang dikuasai oleh amarah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika hal itu sudah terjadi, Anda harus mulai meningkatkan kewaspadaan. Yang harus disadari kemarahan bisa mempengaruhi kesehatan fisik Anda secara langsung.
Sebuah studi menunjukkan bahwa orang yang tak bisa mengontrol amarahnya cenderung lebih sering jatuh sakit. Mereka juga ternyata memiliki tingkat kekebalan tubuh rendah.
Dalam Journal of the National Medical Association terdapat sebuah temuan bahwa orang-orang yang mengekspresikan amarah secara negatif, sembilan persen lebih mungkin untuk mengalami serangan jantung. Selain itu kemarahan juga terkait dengan timbulnya penyakit koroner dan tekanan darah tinggi.
Yang perlu dilakukan sekarang adalah mengendalikan amarah ketika emosi meningkat. Mengutip Health Me Up, berikut beberapa cara sederhana yang bisa Anda lakukan saat sedang marah.
1. Kontrol pernapasanKetika ada seseorang menghampiri saat akan marah, tahanlah emosi Anda. Ambil napas dalam-dalam, lalu hembuskan. Lakukan ini selama 2-3 menit.
2. Relaksasi ototSaat marah, otot tubuh akan terasa kencang dan tegang. Buat otot-otot Anda jadi rileks. Lepaskan kepalan tinju dan turunkan bahu agar Anda lebih santai. Ini akan lebih membantu jika disertai dengan menarik napas yang dalam.
3. MenulisSetelah sedikit rileks, tulislah berbagai hal yang sudah membuat Anda marah. Namun, ini bukan soal menulis kata-kata kasar yang tak terucapkan ketika Anda marah, tapi tuliskan alasan sebenarnya di balik kemarahan. Hal ini diperlukan untuk mengeluarkan emosi dari tubuh dan pikiran.
4. Mencari konteksBerpikirlah secara rasional tentang apa yang membuat marah. Dengan memeriksa kemarahan, Anda dapat melepaskan diri dari belenggu amarah. Anda akan mampu menangani kemarahan tanpa mengizinkannya mengendalikan Anda.
(chs/mer)