Jakarta, CNN Indonesia -- Komedian Indonesia Ferrasta Soebardi, atau yang lebih dikenal dengan nama Pepeng, dinyatakan meninggal dunia pada hari ini, Rabu (6/5), pukul 10.05 WIB di Rumah Sakit Puri Cinere, Jakarta. Pepeng dirawat di rumah sakit setelah mengeluh sesak napas dan sakit dada.
Penyebab kematiannya diperkirakan adalah serangan jantung. Sebelumnya Pepeng juga pernah mengalami serangan serupa, Maret tahun lalu. Namun, jauh sebelum mengalami sakit jantung, pria asal Sumenep, Madura itu telah bertahun-tahun hidup dengan penyakit langka multiple sclerosis.
Multiple sclerosis (MS) adalah penyakit di mana sistem kekebalan tubuh menyerang selubung pelindung (myelin) yang menutup saraf di otak. Kerusakan myelin mengganggu komunikasi antara otak dan seluruh tubuh. Pada akhirnya, kondisi saraf sendiri mungkin memburuk, dan kerusakannya tak bisa diperbaiki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyebab multiple sclerosis tidak diketahui pasti hingga saat ini. Para ahli hanya meyakini MS sebagai penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sendiri. Dalam MS, proses ini menghancurkan myelin, yaitu zat lemak yang melapisi dan melindungi serat saraf di otak dan sumsum tulang belakang.
Myelin dapat dibandingkan dengan isolasi pada kabel listrik. Ketika myelin rusak, pesan-pesan yang melakukan perjalanan sepanjang saraf mengalami keterlambatan atau terblokir.
Tanda dan gejala multiple sclerosis bervariasi, tergantung pada lokasi serabut saraf yang mengalami kerusakan.
Dikutip dari laman Mayo Clinic, gejalanya antara lain: mati rasa atau kelemahan pada satu anggota badan atau lebih yang biasanya terjadi pada satu sisi tubuh; menurunnya kemampuan penglihatan; sakit saat menggerakkan mata; penglihatan ganda; kesemutan atau nyeri di bagian tubuh; sensasi kejut listrik yang terjadi saat menggerakkan leher, terutama saat membungkuk ke depan; tremor dan kurangnya koordinasi; bicara cadel; kelelahan; pusing; serta masalah dengan usus dan fungsi kandung kemih.
Kebanyakan penderita MS memiliki gejala yang hilang timbul, dengan gejala baru (kambuh) yang berkembang selama beberapa hari atau minggu, dan biasanya terus meningkat, diikuti dengan masa tenang (remisi) yang dapat berlangsung berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Peningkatan kecil pada suhu tubuh sementara dapat memperburuk tanda dan gejala MS, tapi biasanya tidak memicu kekambuhan.
Sekitar 60 sampai 70 persen penderita MS mengembangkan gejala yang terus memburuk, dengan atau tanpa periode remisi (MS sekunder-progresif). Namun ada juga penderita MS yang mengalami kerusakan bertahap dan perkembangan gejala yang stabil tanpa kekambuhan (MS primer-progresif).
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena multiple sclerosis, yaitu:
1. Umur
MS dapat terjadi pada semua usia, tetapi paling sering memengaruhi orang antara usia 15 hingga 60 tahun.
2. Jenis kelamin
Perempuan sekitar dua kali lebih mungkin mengembangkan MS dibandingkan laki-laki.
3. Riwayat keluarga
Jika salah satu dari orang tua atau saudara Anda menderita MS, Anda berada pada risiko lebih tinggi terkena penyakit serupa.
4. Infeksi tertentu
Berbagai virus telah dikaitkan dengan MS, termasuk Epstein-Barr, virus yang menyebabkan mononucleosis menular.
5. Ras
Orang kulit putih, terutama keturunan Eropa Utara, berada pada risiko tertinggi mengalami MS. Orang dari Asia, Afrika atau keturunan asli Amerika memiliki risiko terendah.
6. Iklim
MS jauh lebih umum di negara-negara dengan daerah beriklim sedang, termasuk selatan Kanada, utara Amerika Serikat, Selandia Baru, Australia tenggara dan Eropa.
7. Penyakit autoimun tertentu
Anda memiliki risiko sedikit lebih tinggi mengembangkan MS jika Anda memiliki penyakit tiroid, diabetes tipe 1 atau penyakit inflamasi usus.
8. Merokok
Perokok yang mengalami gejala awal MS lebih mungkin mengalami kerusakan parah dibandingkan penderita yang bukan perokok.
Orang dengan multiple sclerosis juga dapat mengembangkan komplikasi berupa:
1. Kekakuan otot atau kejang
2. Kelumpuhan, biasanya di kaki
3. Masalah dengan kandung kemih, usus atau fungsi seksual
4. Perubahan mental, seperti lupa atau mood swings (perubahan suasana hati)
5. Depresi
6. Epilepsi