Waspadai Penyebab Kanker Indung Telur pada Perempuan

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Minggu, 10 Mei 2015 14:03 WIB
Biasanya, jika pada seorang perempuan ditemukan adanya gen kanker payudara, risiko untuk terkena kanker ovarium pun semakin besar.
Ilustrasi ovarium. Biasanya, jika pada seorang perempuan ditemukan adanya gen kanker payudara, risiko untuk terkena kanker ovarium pun semakin besar. (Thinkstocks)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kanker ovarium yang menyerang indung telur (ovarium) perempuan merupakan salah satu kanker yang berbahaya karena gejalanya tidak terlihat. Biasanya seorang perempuan baru mengalami gejala kanker ovarium ketika kankernya sudah menginjak stadium tiga.

Selain sulit untuk dideteksi dini seperti halnya kanker payudara, kanker ovarium juga sulit ditemukan penyebabnya. Namun, menurut dokter sub-spesialis Obstetri dan Ginekologi Onkologi dari Universitas Indonesia, Andrijono, kanker ini umumnya disebabkan adanya trauma ovulasi.

"Titiknya di ovulasi," kata Andrijono menegaskan. Berdasarkan teori, Andri mengatakan ovulasi bisa memicu berkembangnya sel kanker.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Inilah yang disebut trauma ovulasi. Meski tidak setiap ovulasi dapat menyebabkan tumbuhnya sel kanker, tapi risiko terkena kanker ovarium bisa dicegah dengan menghentikan ovulasi.

Sebabnya, Andri mengatakan salah satu caranya bisa dicegah dengan konsumsi pil kontrasepsi. "Harus disetop ovulasinya supaya tidak trauma. Makanya diberikan pil kontrasepsi biar tidak terjadi ovulasi," ujarnya menjelaskan.

Tapi, Anda perlu hati-hati, terlalu banyak mengonsumsi pil kontrasepsi malah bisa menyebabkan kanker payudara. "Secukupnya saja," kata Andri.

Selain ovulasi, penyebab kanker ovarium juga bisa disebabkan beberapa faktor risiko lainnya. Salah satunya adalah mutasi gen.

Biasanya, jika pada seorang perempuan ditemukan adanya gen kanker payudara, risiko untuk terkena kanker ovarium pun semakin besar. "Ada persamaan hormon antara payudara dan ovarium. Buktinya saat mau haid payudara mengeras," ujarnya.

Ada juga yang disebabkan oleh sindrom Peutz-Jegher, namun kasusnya sangat jarang. Sindrom ini menyebabkan tumbuhnya polip di perut dan usus yang salah satunya bisa memicu kanker ovarium.

Adanya kanker usus, kanker perut, maupun endrometriosis juga bisa memicu kanker ovarium ini.

Selain itu, pertambahan usia ternyata juga berpengaruh. Kebanyakan kanker ovarium terjadi pada perempuan dalam masa menopause yang berasa pada usia 50-70 tahun. Perempuan yang belum pernah hamil juga berisiko.

(ard/mer)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER