Jakarta, CNN Indonesia -- Banyak cerita berkembang tentang pengalaman menjelang kematian atau near-death experience (NDE), atau dalam istilah awam dikenal dengan mati suri. Orang-orang yang skeptis berkata, hal tersebut tidak lebih dari aktivitas otak atau konstruksi psikologis otak yang sedang sekarat.
Natasha Tassell-Matamua, dosen di Fakultas Psikologi Universitas Massey, New Zealand, mengatakan, orang-orang yang mengalami NDE tidak bisa dikatakan kehilangan akal sehat. Mereka tetap orang biasa yang memiliki pengalaman luar biasa.
NDE dilaporkan dialami oleh laki-laki, perempuan, anak-anak, tidak memandang usia, kebangsaan, etnis, agama, pekerjaan, ataupun tingkat pendidikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
NDE bukan fenomena baru. Pengalaman misterius ini terjadi pada berbagai budaya masyarakat, juga sepanjang sejarah. Beberapa kejadian NDE awal diketahui terjadi pada orang-orang Mesir Kuno dan Yunani.
Dilansir dari laman Independent, sekitar 20 persen orang yang terkena serangan jantung, dan 4-9 persen populasi umum diperkirakan mengalami NDE. Namun, diyakini mereka tidak melaporkan pengalaman tersebut, sehingga jumlah sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi.
“Mereka digambarkan sebagai orang-orang yang mengalami kejadian dekat dengan kematian, atau telah meninggal, dan dihidupkan kembali. Meski demikian, tidak semua orang yang mengalami peristiwa dekat dengan kematian memiliki pengalaman NDE,” kata Natasha.
Penelitian terbaru menunjukkan, NDE terjadi ketika fungsi fisik terancam atau tidak ada. Hal ini menarik karena cedera fisik berat atau kematian fisik menyebabkan berkurangnya kemampuan perseptual, kata Natasha.
Namun, laporan dari orang-orang yang mengalami NDE menunjukkan sebaliknya. Paradoknya, NDE tampaknya menunjukkan bahwa kemampuan seseorang dapat terus berlangsung tanpa adanya fungsi fisiologis yang terdeteksi.
Orang-orang yang melaporkan NDE menggambarkan mereka mengalami peristiwa psikologis yang mendalam, mistis, dan transedental. Di mana roh mereka berada di alam, di mana batas-batas antara ruang, waktu, dan persepsi normal menjadi kabur.
Salah satu contoh menarik dari hal tersebut adalah, adanya kesadaran tanpa tubuh yang jelas. Artinya, banyak yang menjelaskan, seolah-olah mereka diposisikan di luar tubuh mereka sendiri.
Beberapa laporan paling populer adalah bagaimana seorang lelaki dalam keadaan koma melihat resusitasinya sendiri, dan melihat perawat yang mencabut gigi palsunya dan diletakkan di sebuah keranjang.
“Lebih dari satu minggu kemudian, pasien mampu mengidentifikasi perawat dan menggambarkan lokasi gigi palsunya yang hilang,” kata Natasha.
Pengalaman NDE lain yang sering dilaporkan adalah perjalanan melalui terowongan dengan kecepatan tinggi, melihat adegan dunia yang indah, ulasan kehidupan, dan tiba di perbatasan yang tidak punya jalan pulang.
Pengalaman ini sering dikombinasikan dengan pengalaman emosi yang positif. Misalnya, pertemuan dengan orang-orang dicintai yang telah meninggal. Banyak yang menjelaskan, sudah bertemu dan bercakap-cakap dengan mendiang orang tua, anak, pasangan, bahkan hewan peliharaan.
Gambaran lain yang sangat menonjol dari NDE adalah cahaya terang. Sering digambarkan sebagai cahaya yang 'terang dari yang lebih terang', tapi tidak menyilaukan. Cahaya supranatural ini hangat, penuh kasih, dan, menerima.
NDE menimbulkan banyak pertanyaan yang membingungkan tentang kematian. Beberapa dari pengalaman sulit dijelaskan secara ilmiah. Namun, sebuah studi besar belum lama ini berikan temuan kredibel. Temuan itu melaporkan, NDE mungkin fenomena nyata.
Namun, apakah kejadian tersebut dapat dibuktikan secara nyata, yang dapat diukur secara ilmiah, dalam banyak hal masih dianggap tidak relevan. Yang pasti, orang-orang yang mengalami NDE percaya pada keaslian pengalaman mereka.
(win/mer)