Jakarta, CNN Indonesia -- Banyak orang menggaungkan Indonesia akan menjadi pusat mode Muslim dunia pada 2020. Ada yang mendukung, ada pula yang meragukan.
Direktur salah satu perusahaan busana Muslim di Indonesia, Bezaya Group, yang bernama Elidawati mengaku yakin bisnis busana Muslim dapat berkembang pesat di Indonesia. Selain merupakan rumah dari Muslim terbanyak di dunia, Indonesia juga memiliki peminat jilbab yang cukup banyak.
"Pengamatan sederhana saja. Tadi saya sedang menunggu pintu mal buka, saya perhatikan orang yang masuk. Dari 15 yang masuk, tujuh di antaranya berhijab. Itu hanya gambaran. Indonesia sendiri merupakan negara dengan Muslim terbesar di dunia," ujar Elidawati dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (25/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mendukung pernyataan Elidawati, Corporate Communication and Brand Strategy Bezaya Group, Ina Binandari, berkata, "Kita bisa lihat peta industri baju Muslim dan hijab Indonesia. Sekarang brand yang tidak punya lini fesyen Muslim, sengaja membuat itu. Itu berarti pasar Indonesia potensial."
Tak hanya itu, banyak desainer Indonesia mulai merambah ke ranah baju Muslim. "Bisa dilihat seperti waktu di Indonesian Fashion Festival kemarin, desainer mulai merancang fesyen muslim. Besar sekali potensinya," tutur Ina.
Elidawati kemudian menarik contoh dari pengalamannya membesarkan nama salah satu anak perusahaannya, Elzatta Hijab. Memulai bisnis ini pada 2012, Elidawati sempat bingung memikirkan nama perusahaan.
"Awal 2012 kami sedang mencari identitas Elzatta. Apakah akan pakai nama kerudung atau apa? Kalau lihat di internet, apa yang lebih gampang dilihat. Kalau kerudung hanya terkenal di Indonesia. Kalau hijab itu bahasa Arab yang sudah mendunia, jadi kami beri mama Elzatta Hijab. Setelah itu, banyak brand yang tadinya enggak pakai kaya hijab, mulai mengikuti," tutur Elidawati.
Kini, Elzatta Hijab sudah memiliki 72 gerai yang tersebar di antaranya di Jakarta, Padang, Pekanbaru, Makassar, Banjarmasin, Pontianak, dan Lampung. Namun, Elidawati merasa belum puas karena sebagian besar gerainya masih ada di Pulau Jawa.
"Yang ada sekarang 72 itu belum mencerminkan Indonesia. Oleh karena itu, kami buat kampanye seperti One Day 40 Store. Dalam satu hari nanti kami akan buka 40 gerai di seluruh Indonesia," ucap Elidawati.
Tak hanya di kota besar, Elidawati juga membidik kabupaten kecil dalam peluncuran selanjutnya. "Kami masuk seperti Pare Pare, Ponorogo, Lahat, dan Padang Sidempuan," katanya.
Dengan membuka cabang, Elidawati juga berharap dapat membantu mengurangi angka pengangguran di Indonesia.
Tak sampai di situ, Elidawati juga mulai berpikir untuk melebarkan sayap ke mancanegara. "Ada yang serius London. Dia sudah berpikir pajak, segala macam. Saya belum tahu karena untuk investasi di luar negeri itu modal dan pajak harus kuat," ucapnya.
(mer)