Jakarta, CNN Indonesia -- Penelitian membuktikan bahwa pekerja di salon-salon kecantikan berisiko tinggi untuk mengalami masalah kesehatan. Mereka berpotensi terpapar berbagai bahan kimia berbahaya saat sedang bekerja. Namun
Huffington Post mengungkapkan bahwa risiko keselamatan dan kesehatan seperti petugas manikur ini juga berpotensi dialami oleh para pekerja salon.
Penata rambut adalah 'teman seperjuangan' pekerja manikur yang dilaporkan New York Times sebagai pekerja yang selalu dipaksa bekerja berjam-jam dalam kondisi berbahaya dan upah yang kecil.
Alexandra Scranton, direktur ilmu pengetahuan dan penelitian di Women's Voices for the Eart membahas tentang harga mahal yang harus dibayar penata rambut untuk menciptakan rambut indah pelanggannya. Setelah berkutat dengan laporan medis, Scranton menemukan bahwa sekitar 60-70 persen pekerja salon dilaporkan mengalami dermatitis di tangan. Selain itu, mereka juga dilaporkan mengalami masalah pernapasan seperti asma dan penurunan fungsi paru-paru. Semuanya terjadi karena paparan berlebihan dari bahan kimia di salon.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cassi Hurd, salah satu penata rambut mengungkapkan bahwa baru-baru ini tangannya terbakar. Terbakar dua kali di tempat yang sama saat sedang bekerja. Dia juga menghadapi 'serangan batuk' sebagai hasil dari pencampuran cat pewarna rambut atau pemutih rambut. Dan parahnya, kondisi ini tak hanya terjadi sekali saja.
Mereka terpapar bahan kimia ini sangat sering. Semakin banyak pelanggan salon yang ingin melakukan perawatan ini maka semakin banyak residu endapan sisa zat berbahaya dalam tubuh.
Bukan cuma itu, mereka bakan dinilai bisa saja mengalami banyak masalah lain yang lebih parah, misalnya fibroid rahim, keguguran dan lainnya. Hal ini bisa terjadi karena adanya senyawa kimia berbahaya yang masuk ke dalam tubuh dan akhirnya menyebabkan adanya alergi, infeksi atau bahkan mutasi gen di dalam tubuh.
(chs/mer)