Jakarta, CNN Indonesia -- Anda berpikir untuk menato tubuh? Setidaknya bersiap untuk kemungkinan terburuk yang bisa Anda alami. Tidak sekedar gambar tinta baru di tubuh, tapi juga ada risiko lain, contohnya pembengkakan, ruam, infeksi, dan sakit kronis.
Masalah tato ini belakangan dialami oleh sekitar sepuluh persen penduduk Kota New York, Amerika Serikat, berdasarkan studi terbaru seperti dilansir dari laman nydaily. Warga New York melaporkan, mereka mengalami komplikasi tersebut setelah mendapatkan kulit tubuh mereka ditato.
“Kami khawatir pada tingginya laporan,” kata Marie Leger, salah satu dari empat peneliti di New York University (NYU).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dan sebagian besar korban melaporkan, komplikasi mereka menjadi kronis. Kadang-kadang berlangsung selama bertahun-tahun. Beberapa komplikasi memerlukan tindakan operasi untuk menghilangkan tato dari kulit yang terinfeksi.
Sebagian besar masalah ini, tidak berasal dari jarum yang kotor, atau seniman tato yang tidak kompeten, melainkan disebabkan oleh reaksi negatif terhadap tinta tato.
“Untuk mereka yang kulitnya terbentuk bekas luka atau keloid, itu adalah salah satu dari nasib buruk yang bisa mengancam. Bahkan dengan teknik teliti pun, kadang hal ini tidak bisa dihindari,” kata Dendy E. Engelman, ahli dermatologi dari Rumah Sakit Metropolitan di Upper East Side.
Engelman, memberikan tips sederhana untuk meminimalkan kemungkinan komplikasi tato yang diakibatkan oleh tinta.
- Bersihkan kulit sebelum perawatan tato. Pastikan seniman tato juga membersikan kulit dengan alkohol.
- Hindari zat pengencer darah, misalnya alkohol, aspirin, advil, aleve, dan seterusnya untuk meminimalkan perdarahan, memar, serta risiko terkait lain.
- Oleskan krim antibakteri untuk daerah kulit yang akan ditato, dan jaga daerah kulit tersebut agar tetap bersih.
(win/utw)