Jakarta, CNN Indonesia -- Pada tahun 2012, virus jenis baru mirip SARS menghebohkan Timur Tengah. Virus yang telah menewaskan puluhan orang tersebut akhirnya diberi nama Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV).
Beberapa hari belakangan, virus tersebut juga bikin geger Negeri K-Pop, Korea Selatan. MERS telah menewaskan dua orang dan menulari 35 orang lainnya serta membuat lebih dari 1.300 orang dikarantina.
Middle East respiratory syndrome (MERS) merupakan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh coronavirus, sehingga dikenal dengan sebutan MERS-CoV. Virus ini pertama kali dilaporkan di Arab Saudi pada tahun 2012.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak itu, MERS-CoV juga dilaporkan terjadi di negara-negara lain di Timur Tengah, Afrika, Eropa, Asia, dan Amerika Serikat. Sebagian besar kasus di luar Timur Tengah dilaporkan dibawa oleh orang-orang yang baru saja bepergian ke sana.
MERS-CoV terutama menyebabkan demam, batuk dan sesak napas. Gejala lain mungkin termasuk mual, muntah dan diare. Pneumonia atau radang paru juga umum terjadi, dan kadang-kadang dapat menyebabkan cedera pada organ, seperti ginjal, seperti dilansir dari Mayo Clinic.
Pengobatan untuk MERS-CoV diarahkan pada menghilangkan gejala, misalnya istirahat cukup, pemberian cairan, obat penghilang rasa sakit, dan terapi oksigen pada kasus yang berat.
Sekitar 30 persen orang dengan MERS-CoV tak dapat diselamatkan. Orang-orang lanjut usia dan memiliki sistem kekebalan yang lemah atau penyakit kronis, seperti diabetes atau penyakit paru, berada pada risiko paling tinggi tertular MERS-CoV.
Tidak seperti influenza atau flu biasa, MERS-CoV tidak menyebar dengan mudah di masyarakat. Sebaliknya, MERS-CoV telah menyebar sebagian besar antara orang-orang yang berada dalam kontak dekat, seperti orang yang hidup dengan atau memberikan perawatan langsung untuk orang yang terinfeksi.
Saat ini tidak ada vaksin untuk mencegah MERS-CoV. Namun, seperti virus, Anda dapat mengurangi risiko infeksi dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, antara lain:
1. Mencuci tangan dengan sabun dan air setidaknya selama 20 detik.
2. Tutup hidung dan mulut dengan tisu saat batuk atau bersin. Buang segera tisu yang digunakan ke tempat sampah, kemudian cuci tangan dengan hati-hati.
3. Disinfeksi permukaan yang sering disentuh, seperti gagang pintu.
4. Hindari menyentuh wajah, mulut dan hidung dengan tangan kotor.
5. Jangan berbagi gelas, peralatan atau barang-barang lainnya dengan orang yang sakit.
“Sampai saat ini belum ada pembatasan kepergian ke Korea Selatan. Setiap orang tentunya saat ini bebas saja datang ke Korea Selatan,” tulis Tjandra Yoga Aditama, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI, dalam keterangan tertulis yang diterima CNN Indonesia, Kamis (4/6).
Namun, ada lima anjuran bagi masyarakat Indonesia yang akan bepergian ke Korea Selatan sekarang-sekarang ini:
1. Selalu rajin cuci tangan pakai sabun (CTPS), karena sudah terbukti kegiatan ini menurunkan penularan MERS-CoV.
2. Karena MERS-CoV lebih banyak terjadi pada mereka yang ada sakit kronik sebelumnya (paru, jantung, hipertensi, diabetes, dan lainnya), maka kalau memang ada penyakit sebaiknya sebelum berangkat ke Korea Selatan diperiksa dulu oleh dokter di Tanah Air, cek keadaannya kini dan bawa obatnya.
3. Selama di Korea Selatan batasi kontak dengan mereka yang ada gangguan pernapasan, seperti Influenza Like Illness, dan batasi kunjungan ke klinik atau rumah sakit yang menangani MERS-CoV di sana.
4. Kalau selama di Korea Selatan (dan 14 hari sesudah kembali ke Indonesia) ada keluhan batuk pilek panas dan keluhan pernapasan lain, maka segera menghubungi petugas kesehatan dan sampaikan riwayat kunjungan ke Korea Selatan.
5. Selalu ikuti perkembangan keadaan MERS-CoV di Korea Selatan dari waktu ke waktu, dan kemudian ikuti rekomendasi-rekomendasi yang nanti mungkin akan dikeluarkan.