Jakarta, CNN Indonesia -- Meluasnya kasus MERS-CoV di Korea Selatan memunculkan pertanyaan, apa saja wabah yang pernah secara luas menyerang dunia. Agustus 2009, saat wabah H1N1 yang dikenal orang dengan sebutan flu babi, dunia langsung disebut sebagai pandemik global. Saat itu lebih dari 18 ribu orang meninggal dunia di 214 negara di dunia.
Tapi sebenarnya ancaman wabah tidak berhenti di situ saja atau baru mulai dari H1N1. Menengok jauh ke belakang wabah yang paling besar adalah flu Spanyol di tahun 1918. Wabah itu diperkirakan menginfeksi sepertiga dari populasi dunia dan menyebabkan sekitar 50 juta kematian.
Tahun 2003, SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) menyerang dunia. Menyebar dari Asia ke Kanada dalam hitungan hari saja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terakhir paling parah adalah wabah SARS coronavirus pada 2003, dilanjutkan dengan virus influenza H1N1pada 2009. Jika dilihat semua ini punya persamaan: menyebar dengan luas dan cepat karena menginfeksi saluran pernafasan.
Tahun 2012, virus baru muncul di Timur Tengah dan langsung menjadi ‘pemain dunia’. Virus itu dinamai Middle-East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) yang kini muncul lagi kasusnya di Korea Selatan.
Kasus terakhir di Korea Selatan mengonfirmasi 35 kasus — termasuk 3 orang meninggal dunia. Pada 2 Juni, 1369 orang terpaksa dikarantina. Virus mulai menyebar dengan cara yang perlahan, tapi dikhawatirkan sedang mencari waktu untuk meledak.
Tanggal 3 Juni lalu, WHO melaporkan total 1179 orang telah terinfeksi MERS-CoV di 25 negara, termasuk diantaranya 442 orang meninggal dunia.
Menyebarnya MERS-CoV kali ini sangat mengejutkan, karena baru pada tahun 2014 orang masih memikirkan soal Ebola. Ebola telah menginfeksi lebih dari 27 ribu orang di 10 negara pada saat itu dengan lebih dari 11.100 kematian hingga tanggal 13 Juni 2015.
Namun meski tingginya tingkat infeksi, penyebaran Ebola secara teknis disebut outbreak atau jangkitan bukan pandemik, karena tidak menyebar ke seluruh dunia.
“Penyakit ini akan berakhir ketika orang terakhir yang terkena Ebola meninggal dunia atau sembuh tanpa menginfeksi orang lain,” kata Peter Piot, yang pertama menemukan virus Ebola pada tahun 1970-an saat berbicara di 2015 World Economic Forum di Davos seperti dikutip CNN.
Namun Piot juga mengingatkan bahwa risiko dari outbreak juga belum selesai. “Akan ada outbreak Ebola lain dan epidemik lain, bukan hanya influenza.”
Pertanyaanya kemudian adalah, apakah dunia sudah siap dengan hal ini?
Ratusan kasus wabah penyakit infeksi terus datang dan pergi di dunia yang menyerang tak hanya perkotaan tapi juga di pedesaan. Salah satunya ada yang disebarkan lewat nyamuk, seperti misalnya Chikungunya yang belum lama ini menyerang Amerika Serikat. Ada pula yang menyebar lewat air, seperti kolera, dan kontak antar manusia seperti Ebola.
“Organisme yang bersifat infeksius bisa menular antar manusia, makanan dan serangga. Anda tak bisa menghentikan penyakit hanya dengan menutup perbatasan,” kata David Heymann, kepala Centre for Global Health Security.
(utw/utw)