Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika Holly Flynn hamil 20 minggu, hasil pemeriksaan USG sudah menunjukkan ada yang tidak beres dengan janin yang dikandungnya. Dokter bahkan menyarankan untuk melakukan terminasi atau pengguguran. Namun, Flynn tetap mempertahankan kehamilannya hingga melahirkan.
Hasil USG menunjukkan janin tersebut mengalami kondisi yang disebut dengan congenital diaphragmatic hernia (CDH). Penyakit langka itu membuat organ-organ tubuhnya, seperti lambung dan usus, naik ke bagian dada akibat adanya lubang di bagian diafragma. Yang lebih parah, organ yang ‘salah kamar’ tersebut menghancurkan paru-parunya.
Flynn (25) dan pasangannya Phil Parrott (32) diberitahu bahwa calon putri mereka hanya memiliki peluang 50 persen untuk bertahan hidup. Tapi pasangan ini bersikeras ingin melahirkan bayi tersebut, yang kemudian diberi nama Penny Parrott.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dan benar saja, ketika lahir hanya setengah paru-paru Penny yang bekerja. Karena kesulitan bernapas sejak pertama dilahirkan, dokter pun segera memasang ventilator dan melakukan perawatan intensif.
Di usia yang sangat muda, Penny harus menjalani operasi. Dalam operasi yang melelahkan, ahli bedah memindahkan organ tubuhnya dari rongga dada ke posisi yang seharusnya. Beruntung, operasinya berjalan mulus dan nyawa Penny dapat diselamatkan.
Paru-paru mungilnya mulai bekerja sendiri tanpa bantuan ventilator. Ia pun pulih dengan cepat dan diperbolehkan untuk pulang ke rumah orang tuanya.
“Dia adalah pejuang kecil dan setelah 28 hari di rumah sakit, dia diperbolehkan pulang,” kata Flynn, yang berasal dari Manley, Cheshire, Inggris, seperti dilansir dari Mail Online.
Menurut Flynn, Penny yang kini sudah berusia tiga bulan menunjukkan perkembangan yang menakjubkan. “Paru-parunya terus tumbuh dan berat badannya bertambah. Dia melakukan hal yang menakjubkan,” katanya.
Mengenal Congenital diaphragmatic herniaCongenital diaphragmatic hernia (CDH) terjadi pada sekitar satu dari 2.500 kelahiran dan menyumbang sekitar 8 persen dari semua kelainan bawaan utama.
Diafragma biasanya berkembang pada bayi yang belum lahir sekitar tujuh sampai 10 minggu masa kehamilan. CDH terjadi ketika diafragma gagal terbentuk dengan benar atau gagal berkembang pada tubuh bayi yang belum lahir.
Kondisi tersebut membuat isi perut naik ke dalam rongga dada, yang pada gilirannya mencegah paru-paru berkembang dengan baik.
Berapa banyak isi perut yang naik ke atas serta ukuran lubang di diafragma, menentukan seberapa besar pengaruh pada organ lain, seperti paru-paru dan jantung.
Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, CDH merupakan bagian dari sindrom kromosom, termasuk sindrom Down.
(mer)