Jakarta, CNN Indonesia -- Dibanding malam hari, kebanyakan laki-laki mengaku lebih menyukai berhubungan seksual di pagi hari. Selain karena kelelahan di malam hari setelah beraktivitas seharian, ternyata ada alasan ilmiah di balik ‘serangan fajar’ yang disukai Kaum Adam tersebut.
Studi menunjukkan, ‘permainan’ hormon merupakan penyebab utamanya. Tingkat testosteron, atau yang biasa dikenal sebagai hormon seks, pada laki-laki mencapai puncaknya pada pagi hari. Itulah alasannya mengapa laki-laki merasa lebih terangsang di pagi hari, sementara perempuan lebih memilih bergelut dengan bantal mereka.
Menariknya, kadar testosteron pada laki-laki naik bahkan sebelum dia bangun dari tidur di pagi hari. Hal ini dipicu oleh fantasi seksual yang muncul di alam subsadar (Subconsciousness) dan gejolak hormon yang meningkat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tubuh perempuan juga melakukan sekresi testosteron, tetapi kadarnya sangat minim dan justru lebih tinggi pada saat malam hari.
Studi telah menemukan bahwa semakin lama dan semakin dalam seorang laki-laki tidur di malam hari, maka kadar testosteron yang disekresikan oleh tubuhnya akan semakin tinggi. Karena itu, kadar testosteron laki-laki berada di titik tertinggi pada pagi hari, sedangkan perempuan justru berada di titik terendah.
Dan selama hari berlangsung, baik laki-laki maupun perempuan harus bersiap-siap melakukan pekerjaan mereka. Pada saat itu, kortisol (atau juga dikenal dengan hormon stres) meningkat dan mengekang sekresi hormon seks.
Kondisi tersebut bisa menurunkan gairah seksual pada laki-laki dan perempuan, terutama di malam hari. Itulah sebabnya laki-laki cenderung malas bercinta di malam hari.
Namun, meski kadarnya lebih rendah di malam hari, level testosteron di tubuh laki-laki masih lebih tinggi dibandingkan perempuan. Maka jangan heran, lelaki yang tidak merasa lelah akan tetap bergairah untuk melakukan hubungan seks malam hari.
(mer)