Memilih Diet yang Disukai Tak Berpengaruh pada Berat Badan

Windratie | CNN Indonesia
Rabu, 17 Jun 2015 06:20 WIB
Penelitian terbaru di Amerika Serikat menunjukkan, berbagai macam pola diet hasilnya akan sama dengan diet yang dilakukan secara acak.
Berdasarkan penelitian, berbagai macam pola diet rupanya tidak menghasilkan perbedaan besar secara klinis. (CNN Indonesia internet/ Karolina/KaboomPics)
Jakarta, CNN Indonesia -- Banyak ahli nutrisi merekomendasikan pilihan pola diet yang menarik. Sebut saja diet-diet populer, misalnya  Atkin Diet, yang hanya memperbolehkan mengonsumsi lemak dan protein, Rawfood Diet, dietnya yang mengonsumsi makanan mentah dan setengah matang, atau Bloodtype Diet, diet berdasarkan golongan darah.

Namun, penelitian terbaru di Amerika Serikat menunjukkan, diet-diet tersebut hasilnya akan sama dengan diet yang dilakukan secara acak. William S. Yancy Jr dari Medical Center di Durham VA, North Carolina, Amerika Serikat, mengatakan, “Ini jelas berlawanan dengan apa yang dipikirkan oleh banyak orang.”

Misalnya, diet jangka panjang. Diet ini sepertinya memberikan pasien pilihan untuk berpegang pada rencana diet, katanya. Kenyataannya itu tidak terjadi, kata Yancy seperti dilansir dari laman Reuters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Membuat orang memilih diet mereka sendiri, tidak menghasilkan perbedaan besar secara klinis.”

Yancy bersama rekan penelitiannya membagi 200 orang dewasa obesitas menjadi dua kelompok secara acak. Sekitar seperempuat dari mereka adalah perempuan.

Anggota salah satu kelompok diizinkan untuk memilih diet yang mereka sukai. Ada dua pilihan diet yang ditawarkan, diet rendah karbohidrat dan diet rendah lemak.

Tahap pertama, mereka mengisi kuesioner frekuensi makanan. Kemudian, peneliti memberitahu mereka, apakah hasilnya menunjukkan preferensi untuk protein tinggi, yang baik untuk diet rendah karbohidrat. Atau, preferensi tinggi untuk karbohidrat dan gula, yang baik untuk diet rendah lemak.

Mereka juga diizinkan untuk mengganti diet setelah tiga bulan, jika mereka ingin.

Sementara itu, kelompok pembanding, secara acak ditugaskan untuk menjalankan salah satu diet, terlepas dari preferensi makanan mereka. Bedanya, mereka tidak diberikan pilihan untuk beralih diet pada setiap titik.

Selama 48 minggu, para peserta menjalani diet dengan membaca dari buku-buku dan selebaran yang dicetak, juga konseling telepon dan kelompok.

Kelompok yang menjalani diet rendah karbohidrat dibatasi asupan karbohidrat mereka untuk 20 gram per hari, dan tidak membatasi kalori. Mereka yang menjalani diet rendah lemak, membatasi lemak hingga 30 persen dari kalori harian dan asupan lemak jenuh sampai 10 persen dari kalori.

Setelah hampir satu tahun menjalani diet, partisipan dalam kelompok pilihan kehilangan rata-rata 5,6 kilogram. Sementara, partisipan kelompok pembanding kehilangan rata-rata 6 kilogram. Para penulis penelitian menulis dalam jurnal Annals of Internal Medicine bahwa hasil tersebut adalah statistik yang sama.


(win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER