Jakarta, CNN Indonesia -- Para ahli percaya, musim panas adalah waktu terbaik di sepanjang tahun untuk bisa mendapatkan bayi. Para peneliti menemukan, sperma menjadi lebih aktif pada bulan-bulan di musim panas.
Mereka meyakini, Juli dan Agustus mungkin adalah waktu terbaik bagi pasangan untuk mencoba mendapatkan bayi karena pergerakan sperma yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan Januari. Hal ini bisa disebabkan oleh perubahan kadar hormon testosteran, kata para peneliti menjelaskan.
Satu dari enam pasangan dilaporkan memiliki masalah infertilitas, yaitu kondisi yang didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk hamil setelah satu tahun mencoba untuk mengandung bayi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Infertilitas pada laki-laki bertanggung jawab untuk sekitar setengah dari kasus tersebut. Motilitas atau pergerakan sperma yang rendah adalah faktor penyebabnya.
Untuk membuahi sel telur, agar bisa mengandung bayi, sperma harus berenang melalui mulut rahim, serta rahim dan saluran telur. Kemampuan sperma untuk melakukan hal tersebut dengan cepat dikenal sebagai motilitas.
Penurunan mobilitas sperma membuat sperma lebih sulit berenang menuju sel telur, pembuahan pun sulit terjadi. Kesuburan laki-laki lebih mungkin terjadi ketika minimal 40 persen sperma bergerak.
Sebagai bagian dari penelitian, dokter mengumpulkan data dari 5.188 laki-laki di Pusat Ketidakmampuan Reproduksi di Rumah Sakit Universitas Parma di Italia Utara.
Mereka menemukan, motilitas sperma mencapai puncaknya pada musim panas dan terendah di musim dingin. Meski begitu, volume sperma tertinggi berada di musim dingin. Jumlah laki-laki dengan motilitas sperma yang lebih besar dari 40 persen, yakni 65,3 persen, terjadi di musim panas. Motilitas sperma jatuh menjadi sekitar 50 persen di musim dingin.
Para peneliti mengatakan, hal ini bisa disebabkan oleh perubahan musim terhadap kadar hormon. “Kami melihat adanya variasi musiman dalam aspek fungsional semen manusia,” kata Alfredo De Giorgi dalam penelitiannya yang diterbitkan dalam jurnal
Chronobiology Internasional tersebut, seperti dilansir dari laman resminya.
(win/mer)