Penjualan ASI Online Punya Risiko Kesehatan Serius

Windratie | CNN Indonesia
Kamis, 18 Jun 2015 16:18 WIB
ASI mentah yang tidak dipasteurisasi dapat memaparkan banyak penyakit menular serius, di antaranya hepatitis, HIV, dan sifilis.
Klaim yang mengatakan, ASI dapat menolong orang-orang dengan disfungsi ereksi dan kanker tak memiliki dasar klinis. (Getty images/ Thinkstock/Valentyn Volkov)
Jakarta, CNN Indonesia -- Konsumsi ASI lewat pembelian online oleh beberapa komunitas kebugaran atau para penderita penyakit kronis yang kian meningkat menimbulkan risiko kesehatan yang serius, kata seorang peneliti Inggris, seperti dilansir dari laman Reuters.

Dalam jurnal Royal Society of Medicine, pakar kesehatan ini mengatakan, “Hanya sedikit bukti yang mendukung klaim bahwa susu ibu, yang dijual melalui website untuk pembeli dewasa, adalah sejenis makanan super yang dapat meningkatkan kesehatan dan kebugaran, serta menangkal penyakit."

Klaim yang mengatakan, ASI dapat menolong orang-orang dengan disfungsi ereksi dan kanker tak memiliki dasar klinis, kata para peneliti. Sebaliknya, mereka memperingatkan, air susu ibu mentah yang tidak dipasteurisasi, yang dibeli secara online, dapat memaparkan banyak penyakit menular serius, di antaranya hepatitis, HIV, dan sifilis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Minuman ini juga sangat berbahaya jika dikonsumsi untuk menggantikan diet seimbang yang sehat," kata Sarah Steele, spesialis di unit kesehatan dan kebijakan global Universitas Queen Mary di London, dalam jurnalnya.

Dalam hal nutrisi, katanya, ASI hanya memiliki sedikit protein, jika dibandingkan dengan susu lain, misalnya susu sapi. “Calon pembeli harus disadarkan bahwa tidak ada studi ilmiah yang melaporkan, orang dewasa yang mengonsumsi secara langsung susu manusia sebagai pengobatan menawarkan tidak lebih dari sekedar efek plasebo,” kata Steele.

Dia menambahkan, kegagalan perempuan menjaga kebersihan saat memproduksi susu dan mensterilkan peralatan secara benar, penyimpanan (ASI) yang tidak tepat atau terlalu lama, dan transportasi susu, dapat membuat konsumen terserang bakteri penyakit yang ditularkan melalui makanan.

“Kendati banyak para ibu (yang menjual ASI) secara online mengklaim telah melakukan uji virus selama kehamilan, banyak yang tidak menyadari bahwa pemeriksaan perlu dilakukan secara teratur,” kata Steele.

“Kegiatan seksual, dan aktivitas lainnya, dapat mengekspos perempuan terhadap kemungkinan virus yang tanpa sengaja akan mereka tularkan kepada konsumen.”

(win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER