Jakarta, CNN Indonesia -- Perempuan dewasa yang lahir dari perempuan terkena pestisida DDT (produk insektisida) selama kehamilannya berisiko mengembangkan kanker payudara, berdasarkan sebuah penelitian.
Dikutip dari Reuters, para peneliti mengikuti 9.300 perempuan yang lahir mulai dari 1959 sampai 1967, ketika penggunaan DDT tersebar luas. Anak perempuan memiliki risiko kanker payudara empat kali lebih besar jika mereka terkena salah satu bentuk insektisida dalam rahim.
“Telah lama diduga, bahwa bahan kimia lingkungan yang mengganggu sistem hormon bisa menyebabkan risiko kanker payudara. Di sini, kami menemukan koneksi langsung yang mengukur tingkat DDT dalam darah ibu hamil,” kata penulis penelitian Barbara Cohn, direktur penelitian kesehatan dan perkembangan anak di Institut Kesehatan Masyarakat di Berkeley, California, Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di seluruh dunia, kanker payudara merupakan kanker yang paling umum terjadi pada perempuan. Sekitar satu dari sembilan perempuan dapat terserang kanker payudara, berdasarkan Institut Kesehatan Nasional. Risiko penyakit ini meningkat ketika usia bertambah, yakni 1 dari 227 perempuan berusia 30 dan 1 dari 26 perempuan berusia 70.
Faktor lain, contohnya obesitas, ketidakaktifan, penggunaan alkohol, atau menstruasi lebih awal juga dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Badan perlindungan lingkungan di Amerika Serikat mendaftar DDT sebagai penyebab kanker, tapi penelitian sebelumnya melaporkan DDT hanya terkait dengan kanker payudara.
Bentuk pestisida yang dikenal sebagai DDT berperilaku seperti hormon estrogen, yang memberikan sinyal ke sel-sel payudara untuk tumbuh dan membelah. Dalam penelitian yang dilakukan pada hewan, bentuk DDT dikaitkan dengan jenis kanker payudara yang dipicu oleh estrogen.
Paparan DDT pada bayi di rahim juga dikaitkan dengan diagnosis tumor ganas, dan penyakit ganas yang disebut dengan HER2 (human epidermal growth factor receptor 2), jenis gen yang berperan besar dalam pertumbuhan kanker payudara.
(win/utw)