Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan perokok yang berhenti merokok setidaknya lima belas tahun lalu, risiko gagal jantung dan kematian mereka akan sama dengan seseorang yang tidak pernah merokok, berdasarkan penelitian terbaru di Amerika Serikat seperti dilansir dari laman Reuters.
Namun, para perokok berat, setidaknya merokok satu bungkus dalam satu hari selama 32 tahun atau lebih, masih mempunyai risiko tinggi bahkan setelah 15 tahun, kata Ali Ahmed, dokter dari Pusat Kesehatan dan Penuaan di Washington DC VA Medical Center.
“Semua orang yang berhenti merokok akan mendapat keuntungan dari menurunnya risiko kematian. Namun, untuk mendapatkan manfaat kesehatan lengkap berhenti merokok dari orang yang tidak pernah merokok, perokok harus mengurangi rokok dan berhenti lebih awal. Sementara bagi mereka yang tidak merokok, jangan pernah memulai untuk merokok,” katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahmed bersama rekan penelitiannya menggunakan Penelitian Kesehatan Kardiovaskular berkelanjutan dari orang dewasa di atas usia 65. Ada sekitar 2.556 peserta yang tidak pernah merokok dilibatkan, 629 perokok saat ini, dan 1.297 mantan perokok yang telah berhenti setidaknya 15 tahun sebelumnya.
Di antara peserta yang telah berhenti merokok, 312 pernah menjadi perokok berat selama 32 tahun, hampir 30 persen dari jumlah tersebut pernah mengalami gagal jantung.
Ketika para peneliti memperhitungkan faktor-faktor lain seperti usia, jenis kelamin, ras, pendidikan, kondisi kesehatan lain, dan obat-obatan, perokok saat ini sekitar 50 persen lebih mungkin mengalami gagal jantung, dibandingkan mereka yang tidak pernah merokok atau mantan perokok. Hal ini disampaikan dalam jurnal Heart Failure.
Selama periode waktu yang sama, perokok dua kali lebih berisiko untuk meninggal akibat penyebab apa pun, dibandingkan dengan yang tidak pernah merokok. Sementara risiko kematian pada mantan perokok berat adalah sekitar 26 persen, daripada orang-orang yang tidak pernah merokok.
“Orang yang merokok akan menginduksi ateroklerosis, atau penumpukan plak di arteri yang mempersempit arteri dan meningkatkan risiko penggumpalan darah atau serangan jantung,” kata Ahmed.
“Namun, ketika seseorang berhenti merokok, penumpukan plak dan risiko penggumpalan darah berkurang sehingga risiko penyakit kardiovaskular seseorang akan kembali menjadi normal dari waktu ke waktu.”
(win/mer)