Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah penelitian di Amerika Serikat mengungkap, sebagian besar konsumen tidak mengerti terminologi berbeda-beda pada botol tabir surya yang mereka beli. Kebingungan yang dialami sebagian besar konsumen dapat menyebabkan kulit terbakar menjadi lebih buruk.
Sebuah penelitian terbaru di Amerika Serikat, yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Dermatology, melaporkan sebuah gambaran yang mengkhawatirkan. Penelitian ini mengungkap, sebagian besar konsumen benar-benar tidak memahami rekomendasi berbeda dari indeks perlindungan UV dan istilah-istilah yang ditampilkan pada tabir surya mereka.
Penelitian di Sekolah Kedokteran Northwestern University Feinberg di Chicago mewawancarai sekitar 114 pasien di klinik dermatologi selama musim panas 2014 yang lalu. Hampir 80 persen peserta penelitian membeli tabir surya mereka dalam satu tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil penelitian menunjukkan, tiga faktor besar yang memengaruhi pembelian adalah kandungan SPF, formula hypoallergenic, serta tahan air dan keringat. Hampir sekitar 75 persen peserta mengatakan, mereka menggunakan tabir surya untuk mencegah kulit terbakar. Sementara 66 persen peserta mengatakan mereka ingin menghindari kanker kulit.
Kendati sebagian besar mengikuti aturan dasar tentang perlindungan sinar matahari, banyak yang tidak tahu apa yang mereka beli, berdasarkan laporan penelitian tersebut. Bahkan, hanya kurang dari 40 persen peserta yang mampu menjelaskan bagaimana tabir surya bisa melindungi kulit mereka, dan 43 persen tidak mengerti definisi SPF.
“Mereka berpikir bahwa SPF adalah segalanya,” kata Roopal Kundu, dermatolog yang melakukan penelitian. “Hanya karena Anda membeli SPF 100 tidak berarti Anda seratus persen terlindungi. Menghindari sinar matahari adalah satu-satunya cara untuk menjamin perlindungan seratus persen.”
Menurut penelitian, kendati SPF adalah salah satu faktor paling penting, karena mengukur kemampuan matahari menyaring sinar UVB (yang bertanggungjawab atas terbakarnya kulit), SPF tidak memberikan informasi apapun tentang sinar UVA.
Menurut Kundu, sebagian besar orang tidak memerhatikan isu-isu yang berkaitan dengan sinar UVA. Sinar UVA, yang dapat masuk melalui jendela, dapat meningkatkan risiko kanker kulit, dan tidak bisa dapat disaring oleh lapisan ozon.
(win/mer)